blank
Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Kebumen Nurtaqwa Setyobudi membuka bedah novel Perempuan di Embun Pagi di Ruang Teater Disarpus, Selasa 18/1.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Kebumen bersama Universitas Maarif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Selasa (18/1) sore menggelar bedah novel “Perempuan di Embun Pagi” karya Miftahus Sa’adah.

Bedah novel karya alumni IAINU Kebumen itu difasilitasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Kebumen. Berlangsung di Ruang Teater Disarpus Jalan Veteran Kebumen, diikuti sekitar 40 mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia UMNU Kebumen.

Ketua GPMB Kebumen Komper Wardopo menyambut baik bedah buku fiksi karya novelis muda tersebut. Apalagi karya ini juga mendapat atensi dari penulis kenamaan Ahmad Tohari dan penulis Kebumen Kholid Anwar.

“GPMB berharap karya Miftahus Sa’adah ini bisa menginspirasi penulis lain. Sekaligus mendorong gerakan literasi serta menumbuhkan minat membaca dan menulis di Kebumen,”ujar Wardopo, yang sore itu simbolis menyerahkan novel “Perempuan di Embun Pagi“ kepada Sekretaris Disarpus Kebumen H Nurtaqwa Setyobudi SH.

blank
Penulis Miftahus Sa’adah menyerahkan novel Perempuan di Embun Pagi kepada Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB Kebumen Komper Wardopo.(Foto:SB/st)

Sekretaris Disarpus Kebumen Nurtaqwa Setyobudi mengapresiasi karya novelis perempuan tersebut. Pihaknya pun siap mendorong lahirnya karya penulis Kebumen agar terus melahirkan buku maupun novel.

Nurtaqwa berharap, dengan adanya gerakan kegemaran membaca akan melahirkan minat baca yang tinggi. Karya buku atau novel itu harus terus digaungkan dan diviralkan. Bahkan perlu penanaman  kepada generasi muda agar banyak membaca dan memahami isi novel.

“Kami mendorong dan memfasilitasi ruang baca, koleksi buku hingga layanan. Bagi yang telah berkurang minat baca buku, Disarpus pun memfasilitasi buku digital. Kita apresiasi karya mbak Miftahus Sa’adah dan saya harap akan terus lahir karya episode berikutnya,”ujar Nurtaqwa.

Membaca Bisa Mengasah dan Mengolah Rasa

Menurut Nurtaqwa, salah satu manfaat kegemaran membaca buku termasuk karya fiksi, bisa mengasah dan mengolah rasa. Bahkan menjadikan seseorang tenang dan mampu mengendalikan emosi karena wawasannya.

Sementara itu dosen UMNU Kebumen Mustholih MPd MPdI yang membedah novel “Perempuan di Embun Pagi”, menyatakan, novel tersebut mengangkat tema menarik tentang spiritualitas di Indonesia dari sisi Kejawen.

Menurut Mustholih, isi novel itu bagus dalam mengangkat tradisi dan spiritualitas Nusantara yang selama ini hampir punah. Fenomena sesajen di Gunung Semeru yang ditendang orang dan viral di dunia maya tentu bertentangan dengan spiritualitas Jawa.

Mustholih berpendapat, tindakan intoleransi itu perlu dilawan dengan cara-cara literasi seperti membuat novel. Ada sisi edukasi yang ingin kembali diangkat dari novel ini dengan gaya bahasa yang indah.

Bagus dan Layak Dibaca Khalayak

Tulisan Miftahus Saa’adah dikemas dengan kisah asmara jadi dilema cinta antara Sabira dan Aidan sebagai tokoh utama yang mengharu biru. Di bagian akhir itu muncul tokoh tak terduga Anjana yang sejak awal tampak baik ternyata menganut aliran hitam, dalam keseharian itu menjadi atasan dari Sabira kemudian di akhir Happy Ending antara Aidan dengan Sabira bertemu menjadi suami istri.

“Saya menilai banyak hal mengejutkan dari setiap bab di dalam novel ini yang perlu diketahui oleh pembaca. Dengan tata bahasa yang telah dibimbing Ahmad Tohari, saya sangat percaya novel ini bagus dan layak untuk dibaca khalayak,”jelas Mustholih.

Sedangkan penulis novel Miftahus Sa’adah yang asal Desa Tlogowulung, Kecamatan Poncowarno, Kebumen mengakui, novel itu terinspirasi saat menjalani KKN di sebuah desa di Kecamatan Sruweng, Kebumen.

Sa’adah pun mencatat fenomena keyakinan masyarakat desa yang sebagian masih memegang adat tradisi dan kepercayaan Kejawen dengan keyakinan dan nilai spirit Islam. Novel yang diterbitkan Pustaka Ilmu Yogyakarta itu berisi 230 halaman.

Penulis merangkai cerita menjadi kisah menarik dua kekasih. Meski sempat ada gangguan dari orang ketiga yang membawa kekuatan supranatural. Pada akhirnya dengan kekuatan ridla Allah akhirnya dua remaja itu bisa sampai pelaminan.

Komper Wardopo