blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Unisnu Jepara selenggarakan FGD Pemetaan dan Analisis  Isu Gender dan Anak di Kabupaten Jepara. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Pascasarjana Ruang Seminar Unisnu Senin   (17/1-2022). Kegiatan ini melibatkan unsur  Pemerintah Daerah Jepara, Ormas Jepara, dan LSM Jepara.

blank
Peserta berdiskusi melakukan pemetaan isu gender dan anak di Kabupaten Jepara.

Isu dan gender, menurut Rektor Unisnu Jepara Dr. H Sa’dullah Assa’idi, M.Ag.,  merupakan masalah fitrah manusia. “Manusia lahir di muka bumi dalam keadaan fitrah atau suci. Maka, kita perlu mencegah segala bentuk permasalahan dan mencari solusi untuk diselesaikan bersama,” ujarnya.

Sementara, pemateri Nur Laila Hafidzah, M.Pd Direktur LrC-KJHM Semarang menyampaikan berbagai isu yang terjadi pada perempuan baik dalam kehidupan berpolitik, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, kehidupan ekonomi dan sosial, serta hak lain yang berhubungan dengan hukum dan perkawinan.

BACA JUGA Unisnu Adakan FGD Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus

Melalui acara ini, PSGA ingin memetakan permasalahan gender dan anak baik di lingkungan Unisnu maupun Kabupaten Jepara. “Pemetaan ini nantinya akan jadi acuan rekomendasi dan rencana strategis PSGA Unisnu,” ujar Santi Andriyani, M.Pd. Kepala PSGA Unisnu Jepara.

Santi Andriyani menambahkan, hasil dari pemetaan tersebut menjadi acuan roadmap penelitian dan pengabdian PSGA.

Adapun peserta diskusi meliputi semua perwakilan Fakultas Unisnu, Kepala Lembaga Unisnu, dan Stakeholders di luar Unisnu meliputi Kepala DP3AP2KB, Disdikpora Dinsospermades, Dinas Kesehatan, Yayasan LBH Abdul Ghofur dan Partners, LBH Sekar, Yayasan Perempuan Mandiri Jepara, PC IPPNU Jepara, PC Fatayat NU, PC Muslimat NU, GP ANSOR, LKKNU, LBH NU, Nasyiatul Aisyiyah, DAN Pemuda Muhammadiyah.

BACA JUGA Dimakamkan Mayat Tanpa Identitas di Pantai Pungkruk

Para peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengupas kasus yang terjadi di Kabupaten Jepara. Ketiga kelompok peserta menyampaikan isu fenomena pengalaman yang terjadi. Ketiga kelompok tersebut menyampaikan masalah ekonomi dalam rumah tangga, KDRT, perceraian, anak punk jalanan, dan cyber bullying.

Menurut Santi, sinergitas antara PSGA Unisnu dengan para stakeholders yang ada di Kabupaten Jepara sangat penting.”Sinergitas Unisnu bersama lembaga stakeholders yang ada di masyarakat sangat diperlukan untuk menyampaikan permasalahan, strategi yang tepat dalam penyelesaian permasalahan, rencana lembaga, dan rekomendasi untuk Unisnu dan untuk Pemerintah Kabupaten Jepara,” terangnya.

Alvaros

BACA JUGA Kontroversi Pembangunan Hotel dan Apartemen di Karimunjawa, DLH dan PUPR Belum Keluarkan Ijin