blank
JC Tukiman Tarunasayoga

Oleh: JC Tukiman Tarunasayoga

Bacalah diece-ece seperti Anda mengucapkan kata cewek kece, dan ungkapan judul itu maknanya: (Banyaklah) orang terkenal/dikenal di luar sana  (di daerah seberang), tetapi di rumah/lingkungan sendiri belum tentu dikenal, bahkan mungkin diece-ece, diejek-ejek.

Rumusnya itu “Tidak ada tabib dikenal di desanya.” Tetangga saya, rumahnya nomor 5, sedangkan rumahku nomor 8, berarti hanya selisih dua rumah, dan artinya hanya selisih 20 meter saja (luas rumah-rumah di perumahanku 10 x 14,5 m2), sering kedatangan berbagai tamu dari berbagai tempat (ada dari Sala,  Semarang, ada dari Magelang) dengan keluhan berbagai penyakit.

Konon, tetangga saya ini di seberang sana dikenal sebagai paranormal; sementara tetangga sendiri, hampir tidak ada yang mengetahuinya. Beruntung dia tidak diejek-ejek atau dicemooh oleh orang-orang sekitarnya.

Lain tetangga saya, lain pula gubernur saya di Jawa Tengah ini, Pak GP (Ganjar Pranowo): Di seberang sana namanya harum menyaingi Ibu RA Kartini, karena ada saja gerakan untuk mendukungnya. Ada saja survey yang menampilkan keunggulan dirinya dibanding figur lainnya.

Tetangga saya tadi  lumayan tidak diejek-ejek; sedangkan Pak GP ini diejek sana diejek sini, disindir sana, disindir sini, malah diganggu gawe, yakni digangguin atau direcokin terus.

Hukum Alam

Hukum alam seolah tidak dapat ditolak dan saran terbaik memang: “Yah sudah, jalani saja dulu”. Tabib memang tidak dikenal di rumahnya sendiri, padahal di sana-sana ”idu geni”, artinya apa yang dia katakana selalu dilaksanakan orang.

Ada ungkapan senada hal ini, seperti rumput tetangga nampak lebih hitam, eh… hijau. Itulah mengapa sering terjadi orang justru mengagumi pasangan orang lain daripada pasangannya sendiri. Baru kenal tiga hari, lha kok wis wani gemblek, gandheng renteng-renteng.

Baca Juga:Jumbuh: Hari-hari Baik

Pertanyaannya, mengapa terjadi dimana-mana fenomena seperti itu? Mengapa? Contohnya Pak GP,  kondhang nun di sana-sana padahal orang ini juga tidak selalu ke sana-sana; tetapi  justru dicecenggring di rumah sendiri?

Ini barangkalai termasuk rahasia alam dalam hukum alam yang baru akan kita ketahui setelah beberapa saat kemudian nantinya. Setahun lagikah, dua tahun lagikah, tiga tahun kelak; entahlah, namun yang jelas nanti akan kita ketahui genahe kok pak GP diece-ece ing omahe dhewe.

Salah satu rahasia alam yang memihak kepada orang kondhang adalah embuh piye dalane, suket godhong dadi rewang. Artinya, jika sudah sampai waktunya, orang terkenal (kondhang) itu akan terbantu oleh apa saja yang menjadikannya semakin kondhang.

Ibaratnya suket godhong, rumour dan daun-daun pun  mengulurkan bantuannya untuk semakin dikenal dan dikenal. Sebaliknya, diaya-aya, dipaksakan sehebat apa pun, jika memamg belum tiba saatnya terkenal, seseorang tidak akan segera dikenal khalayak.

Pertanyaan penutup renungan Senin ini: Masihkah akan ada pihak-pihak yang akan mrelawan hukum dan rahasia alam semesta ini? Sumangga saja, asalkan siap gagal.

(JC Tukiman Tarunasayoga, Pengamat Kemasyarakatan)