blank
Taj Yasin saat meresmikan Ponpes Nurul Anwar di Kabupaten Wonogiri, didampingi beberapa pengurus pondok. Foto: dok/ist

WONOGIRI (SUARABARU.ID)– Peristiwa ditendangnya sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, oleh seorang pria belum lama ini, disayangkan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Menurutnya, itu merupakan sikap tidak menghormati perbedaan dalam berkeyakinan.

”Ajaran di pondok pesantren selama ini tidak ada yang seperti itu. Kita saling menghormati. Kita berjalan bersama,” kata Taj Yasin, saat ditemui usai meresmikan Pondok Pesantren Nurul Anwar, Wonogiri, Senin (10/1/2022).

Wagub berpandangan, warga ponpes hanya diberikan amanat untuk menyampaikan ajaran Islam, dengan tetap saling menghormati dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

BACA JUGA: Pria Asal Kudus ini Ciptakan Alat Fogging Mini Pemberantas DBD, Harganya Cuma Rp 250 Ribu

”Kalau hidayah itu sudah berbeda. Maka memang kita harus melebur menjadi satu hidup berdampingan,” imbuhnya.

Dia kemudian mencontohkan keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Mereka berdakwah dengan menyesuaikan tradisi masyarakat di zaman itu.

”KIta harus saling menghormati. Tadi Kyai Anwar Zahid juga menyampaikan, bagaimana dakwahnya para wali di Indonesia. Mulai dari gending-gending-nya, lagon-lagon (lagu-lagu-red) Jawa, dan syair-syairnya,” jelas dia.

Ditegaskan Taj Yasin, cara pendekatan yang bersahabat dan toleran itulah yang membuat Islam mudah diterima semua kalangan.

Riyan