blank
Aloon-aloon Kota Semarang. Foto: Ning

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Aloon-aloon Kota Semarang di kawasan Pasar Johar yang selesai dibangun dan baru diresmikan ini nampak gagah dan menawan.

Di bagian atas ada Aloon-aloon yang ditanami rumput yang nyaman untuk bersantai. Sedangkan di sisi luarnya dibangun lantai tegel, yang difungsikan untuk lalu lintas pengunjung.

Diketahui Pasar Johar dan Aloon-aloon itu dibangun setelah terjadinya kebakaran pada tahun 2015 silam.

Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang, Mohamad Irwansyah, pembangunan Aloon-aloon Semarang telah rampung dilakukan. Aloon-aloon ini difungsikan sebagai ruang publik. Dimana warga Kota Semarang bisa melakukan aktivitas olahraga, budaya, dan sekaligus berbelanja di Pasar Johar yang telah selesai direnovasi.

“Fungsinya sebagai ruang publik. Kawasan ini bisa untuk aktivitas olahraga, budaya dan yang tidak kalah penting adalah sebagai penunjang hidupnya kembali kawasan Pasar Johar. Masyarakat yang ingin rekreasi di sini fasilitasnya juga cukup lengkap,” ungkapnya.

Disampaikan bahwa beberapa fasilitas di kawasan Pasar Johar ini telah tersedia. Irwan berharap, seluruh lapisan masyarakat bisa menjaga kebersihan dan kerapian tempat tersebut.

“Ada lapangan, ada taman, ada lampion cantik dan dilengkapi lampu untuk malam hari,” ujarnya.

Irwan berpesan agar masyarakat bisa menjaganya bersama. “Jika buang sampah jangan sembarangan, dan jangan memetik tanaman,” tukasnya.

Selain fasilitas itu, di kawasan ini juga dilengkapi kios untuk pedagang masjid Kauman. Baik perlengkapan ibadah maupun souvenir.

Distaru juga mendapat bantuan pohon dari Kementerian dan perangkat dinas lainnya.

Sementara untuk Aloon-aloon Kota Semarang dalam sejarahnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui. Lokasi aloon-aloon ini tadinya adalah Pasar Yaik. Namun sebelum Pasar Johar (Yaik) berdiri lokasi ini sebenarnya merupakan Aloon-aloon lama.

Seperti disebutkan dalam buku ‘Kota Semarang Dalam Kenangan’ karya sejarawan Kota Semarang, Jongkie Tio, dibahas perihal aloon-aloon Kota Semarang yang sudah ada sejak antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Dijelaskan dalam buku tersebut bahwa keadaan saat itu masih belum teratur kecuali pendopo yang ada di sana.

Aloon-aloon adalah suatu tanah lapang luas yang ditumbuhi rumput, sudutnya terdapat pohon beringin. Ada pula gedung besar dan biasa disebut pendopo yang merupakan bagian dari kabupaten, dan merupakan pusat pemerintahan kota tersebut.

Dijelaskan bahwa Aloon-aloon Kota Semarang ada di Timur Laut Jalan Bojong (sekarang Jalan Pemuda-red). Pada sekitar abad 18-19 ketika bangsa Eropa masuk ke Tanah Air, pembangunan berkembang termasuk didirikannya Masjid Besar Kauman. Ada juga pendopo yang disebut Kanjengan.

Pembangunan sendiri dilakukan hingga kawasan yang saat ini disebut Kota Lama. Gedung-gedung terus dibangun untuk perkantoran orang Eropa. Akhir abad ke-19 pembangunan terus dilakukan seperti Hotel Du Pavillon (Dibya Puri), kantor pos besar, kantor telepon dan lainnya di dekat Aloon-aloon.

Seiring berjalannya waktu pedagang makin banyak, hingga lama-kelamaan keberadaan Aloon-aloon pun hilang tertutup pedagang.

Dari tahun ke tahun nasib Aloon-aloon Semarang yang memiliki lahan luas makin menjadi sempit akibat kemajuan pembangunan yang pesat. Yang tertinggal hanya bangunan Masjid Besar Kauman.

Selanjutnya lokasi itu dipenuhi pedagang dan menjadi terminal angkutan kota. Namun terminal itu juga tergusur dan dibangunlah gedung untuk pasar buah, dan pedagang lainnya yang dikenal dengan nama Pasar Yaik yang ada tepat di samping Pasar Johar. Aloon-aloon tersebut akhirnya hilang tanpa bekas, hanya tertinggal Masjid Besar Kauman.

Dalam buku juga tertulis, dengan hilangnya Aloon-aloon itu pusat Kota Semarang bergeser ke selatan yaitu kaki bukit Candi pada tahun 1965. Dimana saat itu Presiden Soekarno harus mencari aloon-aloon baru. Maka dipilihlah Simpang Lima. Dengan berjalannya waktu, pertumbuhan pembangunan pun berjalan pesat hingga gedung olahraga di kawasan Simpang Lima menjadi hotel.

Namun pada Mei 2015 terjadilah kebakaran besar melanda Pasar Johar Semarang. Dan dalam perbaikan pembangunan Pasar Johar, Pemerintah Kota Semarang mengembalikan keberadaan Aloon-aloon Kota Semarang yang berada di sebelah Pasar Johar. Para pedagang direlokasi.

Diketahui, Aloon-aloon tersebut dibangun sejak 2018. Dengan lahan seluas 9,184 hektare itu dibangun dengan beberapa fasilitas di antaranya basement untuk parkir motor dan menampung pedagang.

Ning