Dia lalu trance dan mengatakan pelakunya masih kerabat sendiri, barangnya dibawa ke utara, dsb. Pernah saya ketemu orang yang mengaku kesurupan Suto Mbondo dan mengaku dalam kondisi kesurupan itu seperti tertidur pulas.

Saat itu saya tanya kasus perbunuhan wartawan yang sedang booming.  Ketika mulai “kesurupan” tiba-tiba dia berteriak, karena ada ulat bulu jatuh dari atap. Naluri sebagai wanita tak bisa disembunyikan.

blank
Ilustrasi. Foto: Dok

Deteksi Awam

Mendeteksi kasus yang tersembunyi itu banyak metodenya. Ada juga versi tenaga dalam. Caranya, dari sekian yang tertuduh  berdiri berjajar lalu didorong dengan tenaga dalam.

Secara logika, orang yang bersalah, bergetar hatinya karena perasaan bersalah itu hingga mudah terdorong saat ada “hentakan” jurus. Saya pernah melakukan cara ini. Dan dua dari lima “tertuduh” ada yang terdorong hingga perlu diinterogasi.

Namun lain waktu yang terdorong itu  menemui saya, “Mas, saya terdorong itu karena rasa takut, saya tidak mencuri.”

“Jika tidak mencuri mengapa takut?” tanya saya. Dia menjawab, “Saat sampeyan melotot, dengan rambut awut-awutan, saya melihatnya ngeri, dan saat sampeyan bergerak, saya terbawa.”

Kesimpulannya, setiap metode memiliki keterbatasan, termasuk  konsep tradisional pun  belum valid untuk mengungkap suatu kasus. Termasuk metode telor yang (katanya) hanya anak kecil yang bisa melihat wajah pelaku pada telor itu.

Konsep itu secara nalar pun tidak bisa diterima, terlebih lagi pengakuan anak di bawah umur, tidak bisa diterima kebenarannya.

Masruri, penulis buku, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati