blank
Kondisi rumah warga yang baru saja terbakar di Anggrunggondok Reco, Kertek, Wonosobo. Foto: SB/dok BPBD

WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Musibah kebakaran rumah yang menimpa rumah warga di Wonosobo, kembali terjadi. Di tahun 2021 tercatat ada 59 jumlah kasus kebakaran rumah warga. Kebakaran rumah sebagian besar disebabkan konsleting listrik.

Dan pada Kamis (6/1/2022) di awal tahun ini, kembali terjadi kasus kebakaran yang menimpa rumah Suroso (45) dan Warsono (65), warga Anggronggondok RT 11 RW 01 Reco Kertek.

Rumah Suroso yang dihuni empat orang mengalami rusak berat. Seluruh bangunan rumahnya terbakar. Sedang rumah milik Warsono hanya rusak ringan. Kerugian yang diderita dua korban diperkirakan mencapai Rp 80 juta.

BACA JUGA: PSIS Siapkan Chevaughn Walsh dan Gusti Setiawan Hadapi Persija

Suroso menderita kerugian Rp 50 juta, dan Warsono rugi sekitar Rp 30 juta. Karena rumah korban rusak berat dan tidak bisa ditinggali, maka korban untuk sementara tinggal di rumah saudaranya. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Bambang Trie mengungkapkan, dari keterangan warga, diduga api berasal dari rumah Suroso, yang sedang melakukan penggarangan jagung dengan api membara di bawahnya.

”Saat itu, api untuk menggarang jagung ditinggal pemiliknya. Korban bermaksud untuk sarapan pagi di ruang yang berbeda. Tak tahunya, api terus membara dan membakar dua rumah yang saling berhimpitan,” terangnya.

BACA JUGA: Personel Polsek Gubug Bagikan Nasi Bungkus dan Masker untuk Pengojek, Tukang Becak, dan Pemulung

Menurut Bambang, warga setempat dan relawan BPBD langsung melakukan pemadaman. Api bisa dipadamkan satu jam kemudian. BPBD mengirim satu unit mobil Damkar dan satu unit tangki air untuk membantu pemadaman api.

”Dalam musibah itu, ada dua rumah yang terdampak. Rumah yang mengalami kerusakan bagian dapur, ruang makan dan ruang tamu. Saat ini korban sangat membutuhkan bantuan terpal, seng dan triplek,” ujarnya.

Pihaknya berharap, ada tempat water tank di tiap desa/kampung untuk pasokan air Damkar. Water tank itu bisa menggunakan drum berkapasitas 1.000 liter atau pompa air fleksible bervolume 4 PK. Water Tank bisa diprioritaskan di pusat kota terlebih dahulu.

”Misalnya di depan Dahlan Square, Masjid Al Mansur Kauman, selokan di depan Mie Ongklok Muhadi dan pertigaan Sidomulyo, tepatnya disamping Pos Ojek Jaraksari. Fasiltas itu harus dijaga bersama, jangan sampai ada bangunan di atasnya,” pinta dia.

Muharno Zarka-Riyan