Tim SAR gabungan
Tim penyelam dari Damkar Kabupaten Magelang dan Basarnas Wonosobo diterjunkan pencarian terhadap salah satu korban Baelghy, santri dari Pondok Al Lulul Wal Marjan yang hanyut dan tenggelam di Kedung Celeng, Sungai Elo di Dusun Wringin Tunggal, Desa Blondo, Kecamatan Munkid, Kabupaten Magelang,. Foto.Yon.

KOTA MUNGKID, (SUARABARU.ID)- Tim SAR gabungan Unit Siaga Basarnas Borobudur, Damkar, PMI dan relawan serta dari Polsek Mertoyudan dan Koramil Mertoyuan, menghentikan sementara  pencarian terhadap korban hanyut dan tenggelam di Sungai Elo di Dusun Wringin Putih, Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

“Upaya pencarian terhadap salah satu korban hanyut dan tenggelam di Sungai Progo atas nama Baelghy,dihentikan sementara pada pukul 17.00 WIB,” kata Kapolres Magelang, AKBP Sajarod Zakun, Rabu ( 5/1/2022).

Zajarod mengatakan, upaya pencarian   santri Pondok Pesantren Al Lulul Wal Marjan, Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang  yang hanyut dan  tenggelam di Kedung Celeng, Sungai Elo di Dusun Wringin Putih, Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, akan dilanjutkan pada Kamis ( 6/1) mulai pukul 07.00 WIB.

baca juga: https://suarabaru.id/2022/01/05/diajak-belajar-di-tepi-sungai-elo-dua-santri-asal-jawa-barat-tenggelam/

Dihentikan sementara.

Menurutnya, penghentian sementara tersebut dilakukan karena penerangan di sekitar lokasi kejadian juga kurang mendukung, karena sudah memasuki petang hari. Selain itu juga sebagai upaya agar kondisi para relawan tersebut tetap terjada kesehatannya.

Ia menambahkan,  pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap kasus hanyut dan tenggelamnya santri dari Pondok Pesantren Al Lulul Wal Marjan, yang mengakibatkan dua orang santri tersebut meninggal dunia.

“Ini merupakan prosedur dari kepolisian akan dilakukan penyelidikan, siapa yang lalai apakah dari pihak pengurus atau guru pendamping ataupun dari korban sendiri. Namun, hingga saat ini kita focus terhadap pencarian korban yang belum ditemukan,”katanya.

Upaya pencarian korban, tidak hanya melibatkan tim SAR gabungan dari wilayah Magelang saja, melainkan juga melibatkan Basarnas  Wonosobo yang menerjunkan tiga penyelamnya.

 

Pelajaran Bahasa Arab

 

Sementara itu, Rahmat Hartanto, pegawai bagian Tata Usaha /Administrasi Pondok Pesantren Al Lulul Wal Marjan mengatakan, kegiatan belajar di luar lingkungan pondok tersebut, tidak hanya dilakukan saat ini saja. Tetapi, sering dilakukan oleh para guru  bagi para santri-santrinya.

Menurutnya, sebelum kejadian tersebut salah satu guru pendamping Pondok Pesantren Al Lulul Wal Marjan tersebut mengajak 22 santri laki-lakinya untuk melakukan kegiatan belajar di pinggi Sungai Elo, yakni untuk pelajaran Bahasa Arab.

“Kegiatan  di luar lingkungan pondok sudah sering dilakukan, dengan tujuan agar para santri tidak jenuh belajar di dalam kelas. Biasanya, para guru mengajak ke taman dan kali ini diajak di pinggir sungai,” katanya.

Ia menambahkan, kedua santri yang menjadi korban tersebut diduga tidak mengindahkan perintah dari guru untuk tidak bermain air di tengah sungai, sehingga terjadi peristiwa tersebut. Yon