blank
Sukarelawan PMI Kebumen memotong rambut dan kuku penderita ODGJ penghuni Panti Mbah Marsiyo di Desa Winong, Mirit.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Sukarelawan PMI Kabupaten Kebumen mengadakan bakti sosial di Panti Waisiri Mbah Marsiyo, Desa Winong, Kecamatan Mirit.

Panti tersebut selama ini mengasuh  dan merawat Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Bahkan ada puluhan pasien dari berbagai daerah yang setiap hari ditampung di panti dengan fasilitas seadanya.

Menurut staf Humas PMI Kebumen Pipiet Mahardi, ODGJ masih menjadi minoritas perhatian dari berbagai pihak. Bahkan tak sedikit yang memandang sebelah mata terhadap ODGJ . Hal tersebut tentu menjadi pekerjaan rumah bagi  semua pihak.

Berangkat dari simpati tersebut, Sukarelawan PMI  Kebumen Rabu (22/12) menggelar bakti sosial peduli ODGJ Panti Walisiri,di Desa Winong Kecamatan Mirit. Di panti tersebut  mbah Marsiyo dibantu anak lelakinya telah 35 tahun lalu menampung puluhan ODGJ.

blank
Para penghuni Panti Walisiri Mbah Marsiyo Desa Winong, Kecamatan Mirit, Kebumen.,(Foto:SB/Ist)

Sebelum bakti sosial, di Panti Walisiri Mbah Marsiyo di RT 02/ RW 02 Desa Winong, Mirit, acara ini di buka di Balai Desa Winong. Kegiatan tersebut di prakasai Komunitas Peduli ODGJ Kebumen atau lebih familiar dengan sebutan Kopigawa.

Kopigawa didukung oleh beberapa pihak,selama ini  rutin menyantuni Panti Mbah Marsiyo. Di antaranya Pemerintah Desa Winong, RSUD Prembun, PKU Muhammadiyah Gombong, Banser Tanggap Bencana(Bagana), TNI dan Polsek setempat serta PMI Kebumen.

Kegiatan dimulai Pukul 08.00 -12.00 WIB. PMI Kebumen turut mengirimkan sejumlah personil sukarelawan yang terdiri dari Muhammad Asy, Rizky Fathur Rohman, Tony, dan Pipiet Mahardi.

Para sukarelawan PMI bertugas memberikan bantuan tenaga untuk menangangi pasien ODGJ seperti memotong rambut, memberi penyuluhan kesehatan dan membagikan makanan.

Sukarelawan PMI Kebumen bersama sejumlah aktivis peduli ODGJ menyurvai panti sambil berinteraksi dengan para pasien dan mengunjungi kamar-kamar sederhana tempat tinggalnya.

Giat peduli dimulai dengan pemeriksaan suhu tubuh, tensi darah pasien, dilanjutkan dengan membersihkan badan para ODGJ. Ada yang memotong kuku, mencukur rambut hingga memandikan para ODGJ serta memberikan makanan. Diakhiri dengan rehabilitas diiringi musik Islami solawat.

Sukarelawan yang bersentuhan langsung dengan pasien ODGJ ini memiliki jiwa kemanusiaantinggi.Merek mampu mengalahkan rasa takut saat menangani pasien. Sebaliknya hal tersebut menjadi kepuasaan batin tersendiri bagi relawan kami.

“Kami biasa saja bersentuhan dengan mereka karena didasari rasa kasihan dan kemanusiaan.Namun ada kepuasan batin membantu sesama,”ujar Mohamad.

Menurut Pipiet Mahardi, interaksi dan membantu penanganan ODGJmerupakan aksi nyata kemanusiaan kepada sesama. Sekaligus memberikan nilai kemanusiaan yang besar  dan saling peduli sesama manusia tanpa pandang bulu.

Komper Wardopo