blank
Ilustrasi/youtube

Oleh: JC Tukiman Tarunasayoga

blank
JC Tukiman Tarunasayoga

Ada yang serius bertanya, mengapa Bapak Presiden menegur (memarahi?) Kapolda atau Kapolres yang sowan ke pimpinan ormas?  Bukankah itu “blusukan” juga sebagaimana Pak Jokowi sangat senang dan sering melakukan blusukan?

Nah … inilah kesempatan terbaik untuk menjelaskan perbedaan hakiki antara sowan dan sonjo, dan lewat penjelasan ini semoga para pejabat (terutama) mengerti betul maknanya untuk pelaksanaan tugasnya sehari-hari.

Sowan, memiliki dua arti; pertama seba (bacalah seba seperti Anda mengucapkan mobil sedan merah), yaitu marak ing ngarsane ratu, menghadap atau hadir ke hadapan raja secara resmi karena memang hari itu sedang bertepatan dengan dina pasowanan, hari untuk menghadap raja.

Arti kedua sowan ialah mara menyang ing omahe penggedhe, datang secara resmi ke rumah pembesar. Apa itu makna keduanya? Sama, yakni orang yang sowan itu kedudukannya pasti lebih rendah dibandingkan dengan orang/pihak yang di-sowan-i.

Di situlah sangat tepatnya teguran Pak Jokowi, bahkan sangat wajar apabila beliau memarahi Kapolda atau Kapolres yang “sowan” itu. Apakah orang/pihak yang di-sowan-i  itu penggedhemu? Sama sekali bukan; maka, sekali lagi memang tidaklah tepat apa yang dilakukan itu.

Ada alasan dikemukakan mengapa “sowan,” yakni dalam rangka membangun iklim kondusif. Sebagai alasan bagus, tetapi cara yang ditempuh lewat sowan sangat mendegradasi wibawa. Kalau memang masih tetap mau menjalin kontak-kontak, silahkan lakukan yang disebut sonjo.

Orang melakukan sonjo itu umumnya berupa pendekatan informal (tidak resmi)  dengan cara dolan atau mampir saja, lalu ngobrol-ngobrol secara tidak resmi;  dan pasti tidak memakai surat resmi atau aturan-aturan protokoler.

Baca Juga: Glethek Pethel nan Bikin Jengkel

Sonjo menunjukkan suasana egaliter, sedang sowan di samping bercorak resmi, juga ada gradasi kepangkatan yang nuansanya luwih dhuwur pangkate sing disowani katimbang sing sowan, posisi kepangkatan (dan mental) pihak yang disowani lebih tinggi, merasa lebih dibutuhkan, bisa-bisa lalu merasa juwawa ..”Aku Je.”

Apakah sonjo senada dengan blusukan? Tidak sama, lebih-lebih fokusnya. Orang melakukan blusukan lebih mengutamakan muter-muter ing endi wae, yakni secara tiba-tiba pergi entah ke mana, untuk melihat kondisi yang sedang terjadi.

Dalam blusukan yang terutama melihat langsung kondisi dan tidak harus bertemu orang; sedang dalam sonjo justru yang utama adalah bertemu orang, ngobrol- ngobrol, syukur dapat menemukan solusi atas permasalahan yang diobrolkan itu. Sowan sangat jauh… fokusnya dibandingkan blusukan dan sonjo, karena sowan itu identik dengan nunggu dhawuh, menunggu perintah atasan.

Emangnya seorang Kapolda atau Kapolres  mau menunggu perintah apa dari pimpinan ormas?

(JC Tukiman Tarunasayoga, Pengamat Kemasyarakatan)