blank
Talk show dengan tema Semarang Kota Inklusi digelar, untuk memperingati Hari Disabiltas Internasional. Tya Hendrar Prihadi (tengah), tampil sebagai salah satu pembicara di acara itu. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional tiap tanggal 3 Desember, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Sosial, menggelar talk show dengan Tema, Semarang Kota Inklusi.

Dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Moch Ikhsan, Balaikota Semarang, Sabtu (4/12/2021) itu, hadir sebagai narasumber, Krisseptiana Hendrar Prihadi, selaku Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, dan Drs Muthohar MM (Kepala Dinas Sosial).

Talk show yang dipandu dr Mada Gautama itu, juga menghadirkan pembicara lain, yakni Dr H Anang Budi Utomo SMn MPd (anggota DPRD) serta dr Fatinah Shahab M Biomed (dokter spesialis Konsultan Genetik).

BACA JUGA: Kepercayaan Masyarakat pada Polri Naik Jadi 80,2 Persen dalam Kepemimpinan Listyo Sigit

Hadir dalam acara ini, sejumlah forum komunitas disabilitas yang ada di Kota Semarang. Selain mendengarkan talk show, para penyandang disabilitas itu juga tampil menunjukkan aksi-aksinya yang dikemas dalam sebuah pentas seni.

Krisseptiana atau Tya Hendar Prihadi biasa disapa, menyampaikan, Forum Kota Sehat dibentuk, agar Kota Semarang menjadi kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat untuk dihuni warga kota.

Menurut istri Wali Kota Semarang itu, Forum Kota Sehat bekerja sama dengan RS Panti Wiloso Citarum, dan menggandeng Tim Kader Kesehatan, menggelar Training For the Trainer (TOT) penguatan kapasitas kader kesehatan, untuk penyandang disabilitas di Kota Semarang.

BACA JUGA: Polisi Gelar Operasi Kemanusiaan Aman Nusa II untuk Tangani Bencana Semeru

”Kita tidak ingin ada penyandang disabilitas di kota ini yang tidak mendapat perhatian. Karena itu, Kader Forum Kesehatan bisa membantu mereka untuk hidup yang layak, dengan memberikan advokasi,” kata Tya.

Sedangkan Drs Muthohar MM mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk mewadahi seluruh forum atau komunitas disabilitas yang ada di Kota semarang, melalui terbentuknya Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang (Himiks). Sejak berdiri pada 2018, kini anggotanya kurang lebih ada 22 organisasi disabilitas.

Disamping itu juga, dalam rangka mengawal Semarang menjadi Kota Inklusi, seluruh OPD di Kota Semarang, telah membentuk Tim Advokasi Difabel (TAD), dan Dinas Sosial pun turut andil di dalamnya.

BACA JUGA: Under Pass Prupuk Tergenang, Jalur Tegal-Purwokerto Macet

”Saat ini kita sedang dalam proses mengembangkan kecamatan yang inklusi. Yang akan kita jadikan pilot project yakni, Kecamatan Candisari, sebagai kampung tematik kreatif difabel,” ungkap Muthohar.

Sementara itu, dr Fatinah Shahab M Biomed mengungkapkan, anak-anak dengan disabilitas, sebaiknya tidak menutup diri dari pergaulan. Karena pergaulan dengan anak-anak normal, akan membuatnya makin percaya diri.

Disebutkan pula, kondisi anak yang lahir dengan disabilitas sebenarnya bisa diantisipasi lebih awal. Yakni, apabila ada pasangan yang hendak menikah, sebaiknya melakukan pre marital skrinning terlebih dahulu.

”Pre marital skrinning perlu dilakukan, guna mengetahui riwayat penyakit di antara kedua pasangan itu. Dalam tes itu akan diketahui gen dan jenis kromosom yang dimiliki dari kedua pasangan itu. Pola hidup yang tidak sehat pun, juga bisa mempengaruhi kondisi bayi yang bakal dikandung dan dilahirkan,” ungkap dr Fatin.

Riyan