blank
Para peserta kreasi payung ( Foto : Dok. Nita Tjindarbumi)

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Festival Payung Indonesia (Fespin) 2021 digelar di Taman Balekambang Surakarta mulai tanggal 3 Desember hingga 5 Desember 2021 (3/12-2021). Pagelaran ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

blank
Heru Mataya, Direktur Fespin 2021. (Foto : Dok Nita Tjindarbumi)

Direktur Fespin 2021, Heru Mataya membuka acara tersebut didampingi Wakil Walikota Surakarta dan Bengkulu disaksikan langsung oleh peserta dan pengunjung yang hadir di Taman Balekambang Surakarta.

Heru menyampaikan, Program Fespin ini merupakan program bersama Sepayung Indonesia dari seluruh penjuru Indonesia untuk berkreatifitas. “Kreatifitas bisa tumbuh dari karya lama menjadi karya baru. Harapannya, kita bisa bersama beradaptasi di masa pandemi tetap beraktifitas dan selalu berinovasi. Ini program kita bersama komunitas bersama,  bersinergi untuk Indonesia,” ujarnya

‘This Too, Shall Pass,’ tema Festival Payung Indonesia (FESPIN) ke-8, menurut Heru Mataya, memiliki  makna membangun spirit untuk tetap merawat optimisme, memahami kondisi terkini dan menatap masa depan yang lebih baik. “Terus menumbuhkan daya adaptasi, kreativitas, inovasi, dan kolaborasi di masa pandemi dan pasca-pandemi,” tambahnya.

blank
Wakil Walikota Surakarta, Drs. Teguh Prakosa (Foto : Dok Nita Tjindarbumi)

Menurut Wakil Walikota Surakarta, Drs. Teguh Prakosa, Fespin ini  dapat meningkatkan seni budaya di tengah pandemi dan sekaligus meningkatkan kearifan lokal pariwisata. “Acara Fespin memantik wisatawan menghidupkan Surakarta dan menaikkan produk lokal unggulan,” ujarnya. Namun demikian ia minta agar kegiatan ini tetap harus mematuhi protokol kesehatan, tambahnya.

Pembukaan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2021 ditandai  dengan menyebarkan malam di atas lukisan batik payung kertas oleh Direktur Fespin, Wakil Walikota Surakarta, dan Walikota Bengkulu serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Surakarta.

Heru menjelaskan tujuan diselenggarakan Fespin 2021 ini adalah  untuk membangun kebersamaan dalam melestarikan payung tradisi Indonesia sebagai aset wisata dan kultural, mendorong pertumbuhan kreativitas kolektif masyarakat, menumbuhkan semangat rasa kebersatuan dalam keberagaman, dan menjadikan festival sebagai ruang dialog persahabatan antar bangsa.

Festival Payung Indonesia, kata Heru, ditujukan sebagai destinasi pertunjukan wisata. Berbagai agenda program Festival Payung Indonesia 8 dilaksanakan dengan menghadirkan penonton langsung secara terbatas (200 orang setiap hari) dengan protokol kesehatan sesuai program CHSE yang digencarkan Kemenparekraf serta tayangan secara live streaming di berbagai kanal media sosial YouTube, Facebook, Instagram untu disaksikan masyarakat luas secara online.

Peserta festival adalah perajin payung tradisional dan kreasi dari berbagai daerah di Indonesia. Juga komunitas dan penggiat kreatif di Indonesia. Pada festival kali ini negara sahabat yang ikut hanya Thailand, tambah Heru Mataya.

Target viewer acara ini, Heru mengungkapkan, yaitu seniman, budayawan, komunitas kreatif, penggiat seni, wisatawan domestic dan mancanegara serta berbagai profesi lainnya. Lalu awak media cetak dan elektronik dari lokal, nasional, dan internasional. “Masyarakat nusantara dan mancanegara secara luas turut menyaksikan,” ujarnya.

Harapan Heru, terselenggaranya Fespin 2021 ini, adalah terbentuknya jejaring kerja antar perajin payung, penggiat seni dan seniman payung, institusi pemerintah dan swasta. Lalu, meningkatnya masyarakat pendukung industri kreatif payung. “Sehingga dampaknya adalah pada meningkatnya ekonomi perajin payung tradisional dengan  meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara,” pungkasnya.

Alvaros