blank
Setelah dipilah-pilah dari beragam sampah platik yang ada di kawasan Candi Borobudur, kemudian diproses untuk bisa dimanfaatkan kemudian. Foto: dok/ist

MAGELANG (SUARABARU.ID)– Kemegahan Candi Borobudur yang menjadi destinasi wisata dunia, membanggakan Bangsa Indonesia. Keindahan peninggalan budaya lampau ini, diharapkan tetap terjaga kelestariannya.

Dengan latar belakang itu, sekelompok anak muda yang kebetulan karyawan Telkom Witel Magelang, merasa terpanggil untuk berperan aktif memelihara lingkungan di sekitar objek wisata Candi Borobudur.

Kepedulian mereka terusik, melihat 12 ton sampah yang menumpuk setiap harinya. Dan 30-40 persen dari sampah itu adalah plastik. Sementara sampai saat ini belum ada upaya maksimal mengelola sampah, terutama plastik di lingkungan Candi Borobudur dan di area desa wilayah sekitarnya.

BACA JUGA: Kinerja Telkom Makin Membaik dan On The Right Track

”Padahal sampah plastik bisa menjadi keuntungan alternatif bagi masyarakat. Asalkan kita tahu bagaimana mengolah dan mendaur ulang sampah plastik itu,” papar Milzam Danar Amadis, milenial Telkom Witel Magelang, dalam keterangannya belum lama ini.

Desa Tuksongo yang tidak jauh dari Candi Borobudur, menjadi salah satu studi tempat menumpuknya beragam sampah. Meningkatnya wisatawan setiap tahunnya, membuat sampah yang dihasilkan pun ikut melonjak.

Dengan latar belakang itu, Milzam Danar Amadis, Muhamad Dimas Rahmanda dan Syauqi ABdurrohman, bersama empat rekannya sesama karyawan Telkom, kemudian menggagas sebuah social movement.

BACA JUGA: Kondisi Jonathan Membaik, Fredyan Wahyu Butuh Perawatan Lebih

Melalui kolaborasi dengan TPSB Balkondes binaan Telkom, akhirnya dapat diwujudkan sebuah gerakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berlanjut (sustainable).

Langkah konkret yang mereka lakukan antara lain, meluncurkan program #DaurBikinMakmur, yakni, membuat sistem pengolahan sampah salah satunya alat untuk mendaur ulang plastik.

Alat ini terdiri dari shredder, injection, dan extrusion. Mereka mengubah bongkahan plastik menjadi potongan kecil, yang sesuai dengan kebutuhan. Tak hanya itu, mereka juga mendorong masyakat sekitar, untuk mengumpulkan sampah plastik yang dibuang wisatawan.

BACA JUGA: V BTS Akan Isi Ost “Our Beloved Summer” yang Dibintangi Choi Woo Shik

Melalui program #DaurBikinMakmur ini, Milzam dkk juga memanfaatkan sampah organik yang dikumpulkan dari warga Desa Tuksongo, untuk menghasilkan maggot (telur larva dari lalat jenis tentara hitam).

Mengapa maggot? Pertimbangannya, maggot memiliki beberapa fungsi dan keuntungan. Yakni maggot dewasa dijual langsung ke konsumen, sebagai bahan pakan ternak budidaya lele dan digunakan dalam proses pembuatan kompos non-organik.

”Melalui program ini, kami memanfaatkan maggot hasil proses peleburan sampah organik, untuk dijadikan pakan lele,” jelas Milzam. Perkembang-biakan lele termasuk cepat dan menghasilkan banyak keuntungan.

BACA JUGA: Kuota Pengunjung Perpustakaan Umum Kota Magelang 100 Orang/Hari, Tetap Prokes Ketat

Program pengembangan TPS 3R Tuksongo Borobudur ini, bekerja sama dengan Telkom Indonesia. Seluruh proses pengembangan ini saling berkaitan satu dengan lainnya. Harapannya, selain mengelola sampah sehingga ramah lingkungan, juga lebih menguntungkan dari sisi finansial, serta bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Berkat program #DaurBikinMakmur ini, masyarakat desa menjadi lebih paham dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Saat ini, masyarakat sudah mulai melakukan pemilihan sampah secara mandiri.

Mustadi, selaku GM Witel Magelang, sangat mendukung kegiatan ini, dengan memberikan keleluasaan kepada Tim Daur Bikin Makmur dalam berinovasi, dan pengembangan selanjutnya. Terbukti dengan munculnya sistem IT yang akan lebih memberikan nilai tambah.

BACA JUGA: Polres Magelang Telah Memvaksin 126.339 Orang

”Sesuai dengan Purpose Telkom Group, yang ingin mewujudkan bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah yang terbaik bagi para pemangku kepentingan, kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan masyarakat. Dan melalui digitalisasi Daur Bikin Makmur ini, akan menjadikan masyarakat lebih maju dan dapat dijadikan percontohan di tempat lain,” puji Mustadi.

Dalam waktu dekat, Milzam dkk dengan dukungan Telkom, akan mengembangkan sistem IT untuk memonitoring proyek sampah sampai proses penjualan kepada masyarakat umum. Selain itu, pengembangan TPS nantinya akan menjadi destinasi wisata edukasi, untuk meningkatkan awareness terhadap lingkungan dan pengolahan sampah.

Bulan Januari 2021 lalu, inisiatif anak-anak muda Telkom ini berbuah Penghargaan Honorable Mention dalam BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (Bcomss 2021) untuk kategori Creating Shared Value. Dan Menteri BUMN Erick Thohir pun menyerahkan langsung penghargaan itu.

”Keberhasilan gerakan #DaurBikinMakmur ini menjadi bukti, di tangan anak muda yang tadinya dirasa tidak mungkin menjadi mungkin,” tukas Mustadi.

Riyan