blank
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, meninjau lokasi rumah roboh akibat hujan lebat, Senin (15/11/2021). (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Walikota Semarang, Hendrar Prihadi meninjau rumah roboh di daerah Candisari dan Gajahmungkur, Senin (15/11/2021) siang .

Tinjauan tersebut dilakukan usai dirinya mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya rumah warga yang roboh disebabkan akibat hujan lebat yang turun Minggu (14/11/2021) malam sebelumnya.

Hendi, panggilan akrab Walikota menuturkan total dua rumah yang roboh pada Minggu malam ada dua rumah yang roboh, satu di daerah Tegalsari dan satu lagi di daerah Lempongsari.

Dengan adanya musibah tersebut, Hendi mengajak seluruh warganya untuk waspada mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan.

Menurutnya, topografi Kota Semarang unik sehingga memiliki potensi bencana baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.

“Inilah tantangan di kota Semarang, kalau musim hujan kita selalu waspada potensi bencana yaitu banjir, rob, atau bahkan longsor. Kalau musim kemarau ya potensinya kekeringan,” kata walikota yang biasa disapa Hendi ini.

Usai meninjau kondisi rumah yang roboh tersebut, Hendi pun langsung bergerak dengan memerintahkan jajarannya untuk mempercepat penanganan rumah warga yang rusak.

Melalui program pembangunan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang dilakukan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, perbaikan rumah yang roboh pun dipastikannya akan segera dilaksanakan.

“Alhamdulillah sudah kita cek tadi dan minggu ini kita bantu melalui program RTLH dari Dinas Perkim,” pungkas Hendi.

Dirinya pun berharap kepada seluruh warga Kota Semarang agar memanfaatkan fasilitas rehab rumah tidak layak huni yang disediakan Pemkot.

Hendi juga mengimbau warga untuk mengecek plafon dan kayu rumah. Jika perlu diganti dan sekiranya berasal dari keluarga tidak mampu, warga bisa memakai program itu.

“Terlebih memasuki musim hujan yang salah satunya rawan mengakibatkan rumah roboh,” kata Hendi.

Secara detail, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, Ali, menerangkan bila sepanjang tahun 2021 tak kurang dari sekitar 1.600 rumah tidak layak huni di ibu kota Jawa Tengah telah dilakukan rehab, dan akan terus ditambah setiap tahunnya.

“Di tahun 2022 dari Pemerintah Kota Semarang kita menganggarkan 500 unit, sedangkan untuk yang hari ini di Tegalsari dan Lempongsari besok kita upayakan sudah tiba materialnya sesuai perintah Pak Wali, sehingga hari Rabu kemungkinan sudah bisa dikerjakan,” terang Ali.

Adapun kedua rumah warga yang ditinjau hari ini merupakan milik bapak Sutrisno, warga Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur. serta rumah milik Insan Fitriawan, warga Jalan Genuk Krajan, Tegalsari, Kecamatan Candisari.

Sutrisno sendiri menjelaskan atap rumahnya roboh pada Minggu pagi setelah Sabtu malam hingga dini hari hujan turun. Sutrisno memperkirakan akibat atap yang ambrol dan kayu sudah lapuk. Kejadian robohnya atap rumah tersebut hanya menimbulkan kerugian materi dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Hery priyono