blank
Kegiatan pemaparan program Santri Ndalan Nusantara di Semarang. Foto: Ning

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Santri Ndalan (Sandal) Nusantara, sebuah yayasan yang bergerak di bidang keagamaan menyatakan bakal menerima siapapun yang ingin bersilaturahmi kepadanya.

Ketua Umum Sandal, Habibbul Ahmad mengatakan, untuk hal-hal yang berhubungan dengan ukhuwah islamiah, pihaknya akan menerima silaturahmi dari semua lini.

Menurut Habibbul, Sandal tidak membatasi siapa-siapa yang ingin bergabung. Pihaknya juga tidak memberikan persyaratan apapun untuk bisa bergabung dengan Sandal. Yang terpenting mereka mempunyai niat menjadi manusia yang lebih baik.

“Kami mempunyai dua program yaitu program jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, kami memberikan pembinanan kepada generasi bangsa untuk menata perilaku mereka yang sudah di luar jalur (kenalakan anak), seperti kegiatan mengaji rutin di masjid, safari keliling di berbagai tempat, membuka majelis di tempat publik, dan membangun jiwa spiritual dengan wirid,” ungkap Habibbul kepada awak media di Semarang, usai pemaparan program dan temu Pembina Yayasan Sandal Nusantara, Minggu (6/11/2021).

“Untuk jangka panjang kami akan membangun sebuah tempat khusus untuk pesantren Sandal Nusantara,” ujarnya.

“Kami juga membangun sinergitas dengan aparat pemerintah dalam hal kamtibmas,” kata Habibbul.

Disampaikan, jika nantinya ada santri yang kembali melakukan perilaku buruk, pihaknya melalui satgas akan melakukan pendekatan secara moril, agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

Disebutkan, untuk anggota Sandal di Kota Semarang ada 300 orang, ditambah Satgas 100 orang. Sementara jika digabung dengan daerah-daerah, Sandal mempunyai anggota mencapai 1000 an.

Diketahui, Sandal (Santri Ndalan) sebelumnya merupakan sekumpulan pemuda yang berada di sekitar Masjid Baitun’ naim di tengah perkotaan, tepatnya di Jalan Pleburan Raya No.53.

Mereka memiliki hobi yang sama yaitu rutin mengadakan kegiatan sosial keagamaan di wilayah Pleburan dan sekitarnya.

Jauh sebelum dilegalkan, pendiri telah berhubungan satu sama lain melalui kegiatan dalam berbagai bidang.
Dari kesamaan hobi dan cara pandang tersebut akhirnya disepakati untuk mengaktualisasikan ide dan gagasan dalam lingkup yang lebih luas dan terorganisir.

Setelah melalui diskusi dan pembahasan, akhirnya diputuskan komunitas ini dilegalkan secara hukum menjadi sebuah yayasan.

Dicetuskan sejak tahun 2017, Sandal diasuh oleh Ketua Takmir Masjid Baitun’naim, Muhammad Nurul Huda atau Gus Huda lulusan Pondok AN Nawawi Berjan- Purworejo.

Dengan bertambahnya anggota akhirnya sepakat untuk melegalkan secara Kemenkumham menjadi Yayasan Santri Ndalan Nusantara di tahun 2020.

Sandal yang memiliki home base di Jalan Pleburan No 42 Semarang berharap bisa menjadi trend pondok pesantren di tengah kota yang anggotanya memiliki latar belakang bermacam-macam.

“Mulai dari pelajar, tukang parkir, debt collector, pedagang hingga aparatur negara. Saat ini anggota Sandal banyak yang herasal dari berbagai daerah seperti Kendal, Pekalongan, Banjarnegara, Brebes, Sumowono, Temanggung, Wonosobo dan Purworejo,” tuturnya.

Sementara kegiatan rutin yang dilakukan Sandal selama ini antara lain, hari Senin ziarah, Rabu ngaji rutinan, Jumat mujahadah. Sementara untuk kegiatan sosial yang dilakukan seperti penyemprotan disinfektan, santunan anak yatim, dan pamulasaran jenazah.

Dan untuk event bulanan ada Semar (Senin malam di Serambi), Sepur (Senandung Purnama), safari maulid, dan hari santri.

Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin yang hadir dalam pemaparan program tersebut menyatakan jika dirinya sangat mendukung program Sandal. Apalagi anak- anak milenial harus dibekali dengan keagamaan, akhlaq dan lainnya.

“Karena selama ini mereka hanya tahu melalui media sosial saja. Untuk langkah selanjutnya saya serahkan bagaimana kebijakan pengurus,” tandas Iswar.

Ning