blank
Menteri BUMN, Erick Thohir

Usai bergabung dengan PLN, pendapatan EMI ditargetkan mencapai lebih dari Rp 8 triliun pada 2025

JAKARTA (SUARABARU.ID) –  Pemerintah secara resmi mengalihkan seluruh saham seri B negara pada PT Energy Management Indonesia (Persero) ke PT PLN (Persero).  Hal ini juga ditandai dengan bergabungnya EMI sebagai anak perusahaan PLN yang diresmikan secara hybrid (virtual dan daring) dalam acara Launching PT Energy Management Indonesia (EMI) ke dalam PLN Group untuk Mendukung Inisiatif Dekarbonisasi Menuju Green Economy yang berlangsung di Jakarta, Jumat (22/10).

Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dan Direktur Utama EMI Andreas Widodo, dan secara virtual oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana dan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bambang Hendroyono. Selain itu turut memberikan sambutan juga Executive Secretary United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Patricia Espinosa

blank
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini

Menteri BUMN, Erick Thohir menyambut baik penggabungan EMI sebagai anak perusahaan PLN. Ia mengatakan, bergabungnya merupakan bagian dari transformasi BUMN, khususnya transformasi energi terbarukan yang dilakukan oleh PLN.

“Hari ini kita membuktikan bahwa kita terus melakukan efisiensi di BUMN dengan bergabungnya EMI ke dalam ekosistem PLN, tetapi jelas sekali EMI juga merubah bisnis modelnya sebagai bagian dari auditing system untuk energi hijau. Ini yang sangat menarik karena PLN juga ikut bertransformasi, dan saya rasa ini menjadi ekosistem yang penting,” ujar Erick dalam sambutannya.

Kehadiran EMI sebagai anak usaha PLN diharapkan dapat memperkuat transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau untuk Indonesia.  Ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Menurut Erick, sebagai perwujudan dari energi terbarukan, PLN harus mulai menata ulang proses bisnis yang disesuaikan dengan eco lifestyle yang akan terjadi di masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan bisa beradaptasi dengan perubahan energi terbarukan yang sedang dilakukan.

“Eco lifestyle yang akan terjadi di Indonesia ini akan berdampak luar biasa tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Karena itu, penting sekali kolaborasi dan gotong-royong dalam membangun road map bersama, antara stakeholder pemerintah, stakeholder masyarakat, dan tentu para expert yang ada di bidang energi terbarukan,” tandas Erick.

Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target Perjanjian Paris untuk karbon netral atau net zero emission (bebas emisi karbon) pada 2060.

blank
Launching PT Energy Management Indonesia (EMI) ke dalam PLN Group

“Dan karena itu saya berharap sekali tentu dengan ecolifestyle yang terus berkembang, kita mendorong daripada transformasi PLN ini. Sebagai catatan tentu bagaimana dalam 19 tahun ke depan kita harus mengakselerasi 21 Giga Watt (GW), 15 tahun berikutnya 29 GW, ini adalah sesuatu yang masif,” ucap Erick.

“Ini yang saya harapkan bagaimana sinergisitas PLN-EMI menjadi satu kesatuan yang membantu daripada transformasi ini terlepas dari pada dukungan secara menyeluruh dari Kementerian dan juga tadi dukungan kepada masyarakat untuk bisa melakukan eco lifestyle, karena sulit kalau tidak mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Kementerian BUMN juga sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa duta besar yang saya minta mereka dapat menjadi bagian daripada transformasi di Indonesia, karena kita ketahui paru-paru dunia hanya di dua tempat, yaitu Indonesia dan Brazil,” jelasnya.

Pada kesempatan lain, Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN I juga menyampaikan bahwa inisiatif penggabungan EMI ke PLN selaras dengan komitmen Nationally Determined Contribution yang disampaikan Indonesia dalam acara COP26, dimana Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030, dengan sektor energi diharapkan menjadi salah satu kontributor terbesar dengan pengurangan emisi karbon sebesar 314 juta ton.

“Penggabungan EMI ke PLN merupakan wujud komitmen Kementerian BUMN untuk mendukung upaya dekarbonisasi Nasional, khususnya dari ekosistem BUMN. Diharapkan melalui program strategis ini EMI dapat berperan aktif dalam mengantisipasi tren perubahan industri dan regulasi dunia ke arah yang lebih hijau yang tentunya akan berpengaruh kepada bisnis BUMN” jelasnya.

Pahala juga melanjutkan bahwa kedepannya EMI diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menciptakan sektor bisnis baru bagi PLN, selaras dengan visi PLN untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 dan menjadi perusahaan energi yang clean dan green

Di kesempatan yang sama, Executive Secretary UNFCCC, Patricia Espinosa juga menyampaikan,bahwa acara ini sangat penting karena merupakan tekad Indonesia untuk mempromosikan energi terbarukan melalui PT EMI  untuk mendukung masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat bagi rakyatnya, tapi juga bagi dunia. Hal ini juga merupakan sebuah pencerahan, karena secara tidak langsung Indonesia mengakui bahwa sustainability dan competitiveness dapat saling menguatkan satu sama lain.

“Selamat kepada pemerintah Indonesia atas tekadnya untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih bersih, lebih hijau, lebih berkelanjutan bagi rakyatnya dan pada akhirnya bagi dunia.”Sebagai wujud komitmen mendukung target pemerintah, PLN menargetkan dekarbonisasi sebesar 117 juta ton CO2 sampai tahun 2025. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan, untuk bisa mempercepat target dekarbonisasi yang dituju pemerintah dan mendorong ekonomi hijau, PLN akan didukung EMI. Nantinya EMI berkontribusi melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN. Selain itu, EMI juga akan berperan dalam dekarbonisasi 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.

“PLN telah menetapkan target pengembangan PT Energi Management Indonesia sebagai Energy Service Company (ESCO) Nasional pilihan konsumen Asia Tenggara, yang akan berperan sebagai agen Pemerintah dalam mewujudkan langkah perubahan nyata sebagai komitmen pengurangan emisi,” ujar Zulkifli.

EMI akan bergerak ke bawah membantu pemerintah daerah dan semua lapisan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan masterplan konservasi energi. Selain itu, EMI akan melakukan penyusunan solusi engineering untuk konservasi energi dan memenuhi sertifikat green.

“EMI juga akan melakukan pengembangan pemanfaatan EBT skala kecil dan Implementasi solusi turnkey infrastruktur bisnis dan retail yang ramah lingkungan,” ujar Zulkifli.

Dengan bergabungnya EMI sebagai anak usaha PLN maka ada empat sasaran utama. Pertama, sinergi internal antara PT Energi Management Indonesia dengan PLN. Kedua, peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam penyediaan layanan.

“Ketiga, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal. Dan terakhir, penciptaan nilai di keseluruhan ekosistem energi nasional,” ujar Zulkifli.

Dalam upaya mencapai goal sebagai Leading ESCO, PLN akan melakukan Transformasi EMI pada 2021-2025 di antaranya melalui penguatan kapabilitas, kemitraan dengan BUMN dan pelaku ekonomi lain, penguatan dukungan kebijakan serta pendanaan dekarbonisasi.

Dengan keberhasilan transformasi EMI sebagai leading ESCO serta asumsi dukungan penuh dari segenap stakeholders, diproyeksikan EMI akan mencapai pendapatan lebih dari Rp 8 triliun pada 2025, atau secara kumulatif 5 tahun kedepan sebesar Rp 13 triliun dengan estimasi EBIT sebesar Rp 825 miliar. Ini tentu akan menjadi bukti bahwa akselerasi mencapai ekonomi hijau Indonesia.

“Untuk itu, kami memohon dukungan dari seluruh stakeholder bagi EMI untuk mewujudkan visi EMI sebagai ESCO Nasional dan pilihan konsumen Asia Tenggara guna mempercepat program dekarbonisasi nasional menuju Ekonomi Hijau Indonesia,” pungkas Zulkifli.

Masuknya EMI ke PLN juga diapresiasi oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana. Ia menilai kerja sama ini tepat dilakukan saat ini berbarengan dengan target pemerintah untuk menekan gas emisi rumah kaca dan juga mempercepat target porsi EBT dalam bauran energi.

“Arah kebijakan energi nasional adalah mempercepat transisi dari fosil ke EBT yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Ini sejalan dengan paris agreement. Dengan adanya kolaborasi ini maka bisa mempercepat tujuan bersama ini,” ujar Rida.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bambang Hendroyono mengatakan Kementerian LHK mendukung penuh rencana PLN dalam mencapai target 23 persen porsi EBT dalam bauran energi. Kementerian LHK siap mendukung dengan beberapa program seperti dalam mendorong besar besaran program hutan industri untuk bioenergi. Lalu, pengelolaan sampah 16 ton per hari menjadi listrik 234 MW.

“Kami mendukung penuh cita cita bersama untuk mencapai net zero carbon. Oleh karena itu KLHK sangat terbuka untuk kerja sama bersama PLN dan stakeholder lainnya. Perlu transformasi dan strategi bersama untuk mengawal komitmen menjadi aksi nyata,” ujar Bambang.

Hadepe