blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika membuka sosialisasi cukai rokok. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Pandemi global Covid-19 selama hampir dua tahun belakangan ini, dirasakan sebagian besar warga begitu berat untuk dilalui.

Hampir seluruh sendi kehidupan melemah, termasuk di Wonosobo yang notabene kini mengalami perbaikan situasi secara siginifikan.

Selama lebih dari dua pekan terakhir, penambahan kasus terhitung tidak lebih dari 5. Sementara kesembuhan pun kian meningkat. Itu menunjukan jika kasus Covid-19 di Wonosobo sudah melandai.

Hingga per 21 Oktober 2021, jumlah kasus aktif, baik yang isolasi mandiri maupun dalam perawatan di rumah sakit, tinggal 11 orang. Diharapkan ke depan kasus Covid-19 bisa nol alias tidak ada yang terpapar virus Corona.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menyebut, kondisi membaik penanganan pandemi global Covid-19 mesti disikapi dengan kewaspadaan dan kehati-hatian berupa ketaatan terhadap protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Hal itu, agar tidak sampai muncul pandemi global Covid-19 gelombang serangan berikutnya. Kasus Covid-19 gelombang pertama dan kedua sudah cukup membuat masyarakat lelah dan hampir putus asa.

“Pada kesempatan ini, saya ingin sampaikan meski pandemi global Covid-19 belum bisa dikatakan berakhir, warga harus optimis,” tutur Afif dalam sosialisasi bidang cukai bagi masyarakat konsumen dan pelaku usaha penjualan rokok di Aula Kecamatan Kertek Wonosobo.

Sikap optimis, disebut Afif, penting untuk terus dijaga demi menguatkan mental dan daya juang masyarakat di tengah belum pulihnya sendi perekonomian.

Rokok Illegal

blank
Warga Kertek Wonosobo ketika mengikuti sosialisasi cukai rokok. Foto : SB/Muharno Zarka

Warga, menurut Bupati, harus memiliki tekad kuat dan tidak mudah menyerah pada keadaan dengan terus berkarya dan berinovasi. Jangan sampai aktifitas ekonomi dan kemasyarakatan terhenti karen pandemi global Covid-19.

“Justru di tengah pandemi global Covid-19 ini, banyak yang mampu melihat peluang usaha dan bahkan kemudian memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung usaha mereka,” ungkap Bupati.

Sebagai contoh, Afif menyebut, ada kelompok ibu-ibu petani sayur organik di salah satu kampung di wilayah Mojotengah yang mampu memasarkan sayuran organiknya secara online melalui aplikasi pesan singkat seperti Whatsapp, Instagram dan Facebook.

“Tinggal difoto saja produknya, kemudian dibagikan melalui media sosial atau pesan berantai lewat whatsapp disertai harga, maka para peminat bisa langsung memesan,” lanjut Afif.

Berkaitan dengan cukai, Afif menuturkan, bahwa publik penting untuk mengetahui bahwa di Wonosobo sebagai salah satu daerah penghasil tembakau berhak atas dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).

“Untuk tahun 2021 ini saja DBHCHT untuk Wonosobo mencapai Rp 12 miliar lebih yang digunakan untuk mendukung upaya meningkatkan kesejahteraan warga. Termasuk bantuan bagi para petani tembakau. Mendukung layanan kesehatan dan penegakan hukum,” bebernya.

Karena itulah, kehadiran para pelaku usaha penjualan rokok dan masyarakat konsumen rokok, menjadi penting, agar mereka juga mengetahui bahwa peran rokok dengan cukai resmi berkontribusi besar pada perputaran roda perekonomian dan pembangunan daerah.

“Jangan lagi mau berdagang rokok illegal tanpa cukai atau bercukai tapi palsu. Sosialisasi ini perlu diikuti secara seksama agar semua paham dengan perbedaan rokok illegal dengan yang legal,” pungkasnya.

Muharno Zarka