blank
Warga menolong Mad Saedi yang tewas tersambar petir saat membajak sawah dengan traktor di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan, Kebumen,(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Nasib malang menimpa Mad Saedi (71), petani yang sedang membajak sawah menggunakan mesin traktor di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan, Kebumen.

Pria itu tewas tersambar petir saat menjalankan traktor pada Senin (18/10) siang sekitar Pukul  14.00. Tragisnya sewaktu petir menyambar tubuhnya, korban sedang sendirian bekerja.Tak ayal tubuh koban tersungkur. Bahkan mesin traktor masih berjalan sendiri tanpa awak.

Dua orang saksi mendengar suara menggelegar memekakkan telinga, atas nama Tohir (66), dan Dimyati (60). Kedua petani itu berjarak sekitar 200 meter dari Mad Saedi, saat sama-sama sedang menggarap sawah di Desa Jatiroto, Buayan.

Setelah kejadian itu, keduanya dikejutkan dengan pemandangan aneh mesin traktor berjalan tanpa awak joki di atas sawah milik Pemdes setempat. Tak jauh dari mesin traktor, terlihat Mad Saedi tersungkur di bawah genangan air.

Peristiwa tersebut terjadi saat hujan turun sekitar pukul 14.00 disertai kilatan petir.

“Melihat mesin traktor berjalan tanpa joki, keduanya mengecek kondisi korban. Saat itu korban sudah tidak bergerak,”jelas Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Polres Iptu Tugiman.

Mendengar informasi tersebut,  Polsek Buayan segera datang ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil olah TKP, kuat dugaan korban meninggal karena tersambar petir.

Keterangan ini diperkuat dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Puskesmas Buayan yang menemukan bekas luka bakar di tubuh Saedi.

“Berdasarkan data-data di lapangan, kuat dugaan korban meninggal karena tersambar petir. Sesuai keterangan saksi-saksi di lapangan,”terang Iptu Tugiman..

Adanya kejadian itu Iptu Tugiman mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu memperhatikan keselamatannya, terutama saat membajak sawah.Warga diimbau untuk segera mengakhiri aktivitasnya di sawah saat mendung dan hujan turun disertai petir.

“Sebaiknya jika mulai mendung gelap dan mau hujan, petani segera menghentikan aktivitasnya. Tanah lapang tempat yang berbahaya saat hujan. Petir bisa datang pada waktu yang tak disangka,”pungkasnya.

Komper Wardopo