blank
Ganjar Harimansyah menyebutkan, perlunya strategi penguatan literasi untuk meningkatkan kompetensi para pengurus komunitas literasi. Foto: dok/ist

SOLO (SUARABARU.ID)– Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pemberdayaan Komunitas Literasi, yang dilaksanakan pada Selasa-Jumat (12—15/10/2021), di Hotel Novotel, Solo.

Acara itu merupakan agenda kegiatan Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP), Literasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kegiatan bimbingan teknis literasi ini diikuti 50 peserta dari komunitas literasi di kabupaten/kota yang ada di Jateng.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Dr Ganjar Harimansyah mengatakan, diperlukan strategi penguatan literasi, untuk meningkatkan kompetensi para pengurus komunitas.

BACA JUGA: Akui Kesusahan Menunggangi Honda

Penguatan itu terkait dengan manajemen komunitas literasi, penyusunan program literasi yang kreatif, dan peningkatan kompetensi pembelajaran literasi.

”Para fasilitator komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat se-Jateng hendaknya bersinergi dan berkolaborasi. Budaya literasi masyarakat di Jateng harus ditingkatkan melalui sinergi dan kolaborasi, sebagai bagian dari tanggung jawab kita bersama,” kata Ganjar, pada acara penutupan kegiatan ini di Solo, Jumat (15/10/2021).

Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Bimtek Literasi Jateng, Retno Utami MHum menyampaikan, Jateng merupakan salah satu provinsi pelaksanaan bimbingan teknis pemberdayaan komunitas literasi. Harapannya, indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) di Jateng bisa lebih baik, di masa mendatang.

BACA JUGA: Larang Jones Berlatih di Jackson Academy

Berdasarkan indeks Alibaca yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019, Jateng masuk dalam daftar 10 provinsi dengan indeks Alibaca rendah di Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, sembilan provinsi masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang, 24 provinsi masuk kategori rendah, dan satu provinsi masuk kategori sangat rendah.

”Diperlukan peraturan daerah yang dapat menjadi acuan kebijakan untuk mendorong aktivitas literasi, karena hanya segelintir provinsi dan kabupaten/kota yang memilikinya. Sebagian besar daerah belum memiliki acuan hukum yang memadai,” ungkap dia.

Retno menjelaskan, berdasarkan kategori itu, tidak ada provinsi yang masuk ke dalam level aktivitas literasi tinggi. Sebagian besar provinsi di Indonesia berada pada level aktivitas literasi rendah.

BACA JUGA: Awal Ngeri Si Tukang Reparasi

Indeks Alibaca memperlihatkan, angka rata-rata Indeks Alibaca Nasional masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah, yaitu dari skala 0—100 berada di poin 37,32. Apabila dilihat per dimensi, dimensi kecakapan tergolong tinggi, yaitu 75.92.

Dimensi yang paling rendah adalah, dimensi akses di poin 23,09 dan selanjutnya dimensi budaya 28,50. Dimensi alternatif berada pada poin 40,49, karena masifnya penetrasi internet dan gawai.

”Jateng termasuk satu di antara 24 provinsi yang berada pada level rendah. Kegiatan bimbingan teknis untuk komunitas literasi di Jateng ini salah satunya karena hasil penelitian tentang indeks Alibaca di 34 provinsi itu,” terang Retno.

BACA JUGA: Kalteng Putra Merasa Dirugikan

Ditambahkan dia, tujuan diselenggarakannya bimbingan teknis pemberdayaan komunitas literasi ini adalah, membina dan meningkatkan kompetensi para ketua atau pengurus komunitas literasi, dalam hal penguatan manajemen komunitas literasi.

”Selain itu, komunitas bisa menyusun program literasi yang kreatif dan meningkatkan kompetensi pembelajaran literasi,” ujarnya.

Kegiatan bimtek literasi ini dilakukan secara bergilir, di sejumlah provinsi di Indonesia. ”Selain di Provinsi Jateng, kegiatan serupa juga digelar di Jatim, Lampung, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur,” jelasnya.

BACA JUGA: Adm KPH Mantingan Perintahkan, Persemaian Harus Tumbuh 100 Persen

Dia berharap, para pegiat literasi di Indonesia dapat memberdayakan masyarakat di sekitarnya, untuk berliterasi secara kreatif dan rekreatif, dengan manajemen yang bagus.

”Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong provinsi yang ada di peringkat bawah, agar lebih baik lagi dalam indeks literasi,” tuturnya.

Riyan