blank
Menteri Luar NegerI RI Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Perwakilan Delegasi Taliban di sela-sela menghadiri penandatanganan Kesepakatan untuk Perdamaian Afghanistan atau Comprehensive Peace Agreement (CPA) antara Amerika Serikat dan Taliban (29/2/2020) di Doha, Qatar. Penandatanganan ini merupakan langkah awal dari proses perdamaian Afghanistan. Foto: Ant

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Negeri Afghanistan kini sudah berubah wajah, meski kondisi fisik yang poran-poranda akibat konflik dan perang berkepanjangan melanda negeri itu.

Usai Amerika Serikat (AS) mengakhiri misi evakuasi militer dan warga sipilnya di Bandara Kabul pada 31 Agustus 2021, yang didahului oleh gerakan Taliban menguasai Afghanistan, setelah mengambil Ibu Kota Kabul pada 15 Agustus, kini dinamikanya masih terus berlangsung.

Terlepas dari pro-kontra atas perubahan mendasar setelah pasukan AS ditarik dan Taliban telah mengambil kekuasaan dari pemerintah Afghanistan yang didukung Barat, kini dunia mulai berkomitmen membantu Afghanistan, khususnya pada misi-misi sosial-kemanusiaan, terlebih misi asing di negara itu juga sudah ditarik sepenuhnya.

Komitmen itu didasari kekhawatiran warga dunia atas situasi kemanusiaan sampai kondisi sosial-ekonomi di negara itu akan semakin memburuk.

Karena itulah, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kemudian menjadi tuan rumah konferensi donor di Jenewa, Swiss, pada Senin (13/9) dalam upaya untuk mengumpulkan dana bantuan sebesar 606 juta Dolar AS atau sekitar Rp8,48 triliun guna memenuhi kebutuhan mendesak Afganistan.

Lebih kurang 40 menteri negara-negara donor, Kepala Komite Internasional Palang Merah Peter Maurer, dan puluhan perwakilan pemerintah hadir dalam konferensi, baik secara langsung maupun daring.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kemudian mengumumkan bahwa negara donor telah menjanjikan dana bantuan lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara Rp14 triliun.

Sebelum konferensi negara donor itu berlangsung, sejak terjadi perubahan kekuasaan di Afghanistan, Indonesia sebagai bagian warga dunia, sudah awal menyuarakan komitmen untuk bisa berpartisipasi dalam membantu.

Melalui konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube MoFA Indonesia, Sabtu (21/8) 2021, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan komitmen dimaksud. Selain itu, dalam berbagai pertemuan yang dihadiri di sela Sidang Majelis Umum PBB, Menlu juga terus menyuarakan Indonesia dengan mengangkat isu Afghanistan untuk dijadikan pembahasan.

Seperti halnya pernah disampaikan Retno Marsudi yang menyatakan sudah bertemu perwakilan Taliban pada 26 Agustus 2021 di Doha, Qatar, ia menekankan Afghanistan dapat mementingkan hak kaum perempuan.

“Indonesia juga berharap agar kaum perempuan Afghanistan dihormati hak-haknya. Dan Indonesia terus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan,” katanya.