blank
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji (kanan depan), berdialog dengan personel Satlinmas peserta pelatihan kebencanaan.(Foto: Humas Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Pacitan, merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur (Jatim), yang memiliki potensi ancaman bencana cukup tinggi.

Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, Kamis (14/10), menyatakan itu saat membuka latihan Satuan Tugas Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) dalam penanggulangan bencana.

Humas Pemkab Pacitan, menginformasikan, latihan berlangsung di lapangan Desa Gembong, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Ikut hadir memberikan sambutan, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi Jatim, Muhamad Hadi Wawan Guntoro.

Kata Bupati, untuk penanggulangan dan pengurangan resiko bencana, perlu sinergitas kerja bersama semua pihak, seluruh stakeholder.

”Baik itu pemerintah pusat, provinsi dan daerah, TNI, Polri, swasta dan masyarakat,” tandas Bupati yang memiliki panggilan akrab Mas Aji.

Agen Informasi

Orang nomor satu di Pacitan ini, juga mengharapkan peran perempuan. Kaum perempuan, tambahnya, dapat menjadi agen inforfmasi memberikan pemahaman ke masyarakat, melalui forum arisan atau pengajian.

blank
Para personel Satlinmas peserta pelatihan, melakukan praktik pemadaman kebakaran memakai alat tradisional.(Foto: Humas Pacitan)

Pada bagian lain, Bupati, menegaskan, fungsi pemerintah memfasilitasi terbentuknya Satlinmas sebagai tenaga terlatih di tingkat desa yang langsung berada di masyarakat.

Penyiapan personel Satlinmas terlatih, menjadi salah satu program dalam menghadapi ancaman bencana. Sebagai upaya meningkatkan kapasitas Pemkab dalam membangun mitigasi bencana, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal.

Bupati menginginkan peningkatan institusi Linmas. ”Kita upgrade untuk meningkatkan derajatnya dan pride (kebanggan)-nya. Terkait ini, Bupati minta para pemuda bisa ikut aktif.

Kepala Satpol-PP Jatim, Muhamad Hadi Wawan Guntoro, menyatakan, pemberdayaan Satlinmas adalah sebuah kewajiban. Satlinmas menjadi pilar utama dan lebih tahu persis potensi resiko bencana di masyarakat.

Untuk itu, kepada mereka harus mendapatkan pembekalan yang cukup, agar mereka paham bagaimana mengurangi resiko dan menanggulangi bencana.

Bambang Pur