blank
Warga tampak tengah memberikan pertolongan korban tenggelam di Sungai Siantap. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Gara-gara ciblon (mandi) di sebuah kedung di Sungai Siantap Jaraksari Wonosobo Jawa Tengah, seorang anak berinisial AD (12), tenggelam dan meninggal dunia setelah dilarikan di RSUD KRT Soetjonegoro setempat.

Korban yang meninggal dunia dikabarkan beralamat di Dusun Jenggeran Desa Butuh Kidul Kalikajar Wonosobo. Dua teman korban yang ikut ciblon berhasil diselamatkan warga yang kebetulah melihat kejadian tersebut.

Dua korban selamat, sampai berita ini ditulis belum diketahui identitasnya. Keduanya, setelah diangkat dari kedung masih memberikan reaksi ketika ditolong. Sedang satu korban yang akhirnya meninggal dunia, tak bereaksi saat diangkat dari kedung.

Dari video yang beredar di media sosial, tiga anak yang tenggelam berhasil tolong warga setelah diketahui tenggelam di kedung berkedalaman kurang lebih dua meter itu. Kedung tersebut berada di atas jembatan Sungai Siantap yang mengubungkan daerah Wonolelo dengan Jaraksari.

Antar Sunat

blank
Korban tenggelam meninggal setelah dilarikan ke RSUD KRT Soejonegoro. Foto : SB/dok

Camat Kalikajar Suratman membenarkan ketika dikonfirmasi jika korban yang tenggelam di Kedung Siatap merupakan anak-anak yang berasal dari Dusun Jenggeran Desa Butuh Kidul Kalikajar Wonosobo.

“Dari info yang saya dapatkan, anak-anak yang ciblon, baru saja mengantar sunatan temannya di daerah Jaraksari. Sambil menunggu teman yang sedang sunat selesai, mereka mandi di kedung di Sungai Siantap,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo Bambang Trie, mendapat laporan musibah anak tenggelam di kedung di Sungai Siantap, langsung memerintahkan tim reaksi cepat (TRC) untuk mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) guna memberikan pertolongan.

“Musibah tersebut terjadi tadi siang. Tim relawan bersama warga sekitar langsung memberikan pertolongan. Pada pertolongan pertama, korban meninggal sudah tak memberikan reaksi gerak dan pernafasan. Korban langsung dilarikan di RSUD KRT Soetjonegoro,” terangnya.

Muharno Zarka