festival lima gunung
Festival Lima Gunung XX putaran kelima yang dilaksanakan di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang digelar di atas lahan pertanian kentang dan kobis yang ada di lereng Gunung Andong. Foto: Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Para seniman gunung  yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung, menggelar Festival Lima Gunung (FLG) XX episode kelima.

Pada FLG XX yang dilaksanakan di lereng Gunung Andong, tepatnya di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Minggu ( 10/10) digelar di atas sebuah lahan tanaman kentang dan kobis.

“Panitia memang sengaja menggunakan lahan pertanian kentang dan kobis dijadikan lokasi pentas kesenian pada Festival Lima Gunung XX episode kelima ini,  untuk menghindari kerumunan penonton,” kata Ketua Komunitas Lima Gunung Supadi Haryanto.

Supadi mengatakan, pihaknya menggelar pentas di atas lahan tanaman kentang dengan tujuan untuk  tidak banyak masyarakat yang menonton. Selain itu, pihaknya mewajibkan semua yang hadir di lokasi acara untuk memakai masker.

Ia menambahkan, Festival Lima Gunung XX tahun ini memang dilaksanakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yakni digelar dalam beberapa episode dan dilaksanakan di lokasi yang berbeda –beda.

selain pentas kesenian yang berpindah-pindah tempat, juga jumlah seniman yang terlibat dalam Festival Lima Gunung  XX ini juga dibatasi hanya beberapa grup kesenian saja. Sementara di tahun-tahun sebelumnya jumlah seniman yang ikut sangat banyak dan juga waktunya bisa tiga hari berturut-turut.

Selain itu, pihaknya juga membatas waktu pementasan, yakni hanya berlangsung sekitar dua jam saja. Sementara pada tahun –tahun sebelum adanya pandemi covid-19, pentas kesenian  berlangsung selama tiga hari dan pementasannya dari pagi hingga larut malam.

“Pentas FLG paling singkat yakni berdurasi sekitar dua jam saja juga pernah dilakukan pada Festival Lima Gunung XIX di Dusun Dusun Krandegan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, tahun 2020 lalu,” ujarnya.

Menurutnya, karena masih di masa pandemi covid-19, pelaksanaan Festival Lima Gunuung XX tahun 2021 ini dilakukan secara terbatas dan dilaksanakan di tempat yang berbeda- berbeda.

Festival seni tahunan dari para petani lima gunung tahun ini  dibuka di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada 22 Mei lalu. Kemudian, putaran kedua dilaksanakan di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag pada 29 Agustus lalu.

“Kemudian, putaran ketiga dilangsungkan di Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis pada 13 September dan putaran  ke empat berlangsung di Studio Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, 26 September,” kata Supadi yang juga Ketua Komunitas Kesenian Andong, Mantran Wetan.

Sementara itu, Kepala Desa Girirejo, Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya mengapresiasi para seniman dari Lima Gunung yang terus berkarya di tengah pandemic covid-19 ini.

Menurutnya, kesenian yang disajikan para seniman tersebut merupakan doa bersama agar  pandemic covid-19 ini bisa segera berlalu.

“Saya menyakini, tarian yang disajikan ini merupakan doa bersama kita semuanya,” kata Slamet Riyadi. Yon