blank
Bupati Kudus Hartopo berbincang dengan Ketua Yayasan Pengurus UMK Wahyu Wardhana dan perwakilan mahasiswa. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Hartopo merespon persoalan komunikasi antara mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) dengan pihak rektorat. Orang nomor satu di Kudus ini minta agar Pengurus Yayasan UMK segera menindaklanjuti keresahan dan keluhan yang telah disampaikan mahasiswa terkait kebijakan jajaran rektorat.

Penegasan tersebut disampaikan Hartopo usai menerima audiensi dari perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Kampus (DPM) UMK di Pendopo Kabupaten Kudus, Jum’at (8/10).

Hartopo mengungkapkan, secara historis, keberadaan kampus UMK tidak dapat dipisahkan dengan Pemerintah Kabupaten Kudus. Pemkab Kudus ikut berperan sebagai pemrakarsa dan membidani pendirian kampus yang kini menjadi salah satu perguruan tinggi terbesar di wilayah Pantura Timur.

Oleh karena itu, Hartopo menegaskan komitmennya untuk ikut menjembatani jika terjadi persoalan di tubuh kampus tersebut.

“Jadi, kami akan menindaklanjuti permasalahan ini. Setelah mendengar laporan mahasiswa, manajemen di UMK harus diperbaiki,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hartopo juga memberi perhatian khusus atas keluhan mahasiswa mengenai intimidasi yang dilakukan salah satu pejabat rektorat kepada mahasiswa, serta proses pemilihan Wakil Rektor yang dinilai tidak transparan.

Baca juga:

Wadul ke Bupati, Mahasiswa UMK Desak Rektor dan Wakilnya Mundur

Mahasiswi UMK Mengaku Dilecehkan dan Diintimidasi oleh Wakil Rektor 1

Bupati juga menegaskan adanya intimidasi di area kampus tidak dibenarkan. Pasalnya kampus adalah tempat mahasiswa belajar untuk mencapai cita-cita. Civitas akademika harus bersinergi menciptakan kondusifitas sehingga mahasiswa nyaman untuk belajar dan berorganisasi. Hartopo mendukung berbagai evaluasi sehingga UMK menjadi tempat yang kondusif untuk belajar dan lebih maju.

“Kampus itu kan tempat para mahasiswa belajar dengan nyaman. Jadi adanya oknum dosen yang mengintimidasi mahasiswa sangat disayangkan,” paparnya.

blank
Para mahasiswa UMK saat melakukan audiensi dengan Bupati Kudus Hartopo. foto:Suarabaru.id

Terakhir, orang nomor satu di Kudus itu meminta Ketua Yayasan UMK agar melindungi mahasiswa yang terbuka menyampaikan keluh kesahnya. Sehingga, tidak ada lagi intimidasi maupun ancaman Drop Out.

“Kami minta pak Ketua Yayasan agar bisa mengayomi dan melindungi kawan-kawan mahasiswa. Jangan sampai ada mahasiswa yang dikeluarkan,” imbuhnya.

Sementara itu, ketua Yayasan Pembina (YP) Universitas Muria Kudus, J. Wahyu Wardhana mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kudus yang telah mendengarkan aspirasi dari para mahasiswa. Pihaknya akan melaksanakan tindaklanjut kepada rektor terkait laporan mahasiswa. Wahyu pun siap melindungi mahasiswa dari intimidasi kampus apabila terdapat pemberitaan negatif dari media massa.

“Kami akan tindaklanjuti ke rektor terkait laporan mahasiswa. Kami juga siap melindungi mahasiswa kalau sampai ada intimidasi dari kampus terkait pemberitaan negatif media setelah pertemuan hari ini,” paparnya.

Tm-Ab