blank
Perwakilan Bank Indonesia, Pemkot Semarang, BRI, OJK, Pegadaian meresmikan Pasar Bulu Semarang menjadi pasar tradisional berbasis digital, Kamis (7/10/2021). (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bank Indonesia (BI) bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Pemerintah Kota Semarang melaunching Pasar Bulu Kota Semarang menjadi pasar tradisional berbasis digital, Kamis (7/10/2021).

Dijadikannya Pasar Bulu Kota Semarang menjadi pasar digital ini merupakan peran aktif BRI dan Pemkot Semarang dalam mendukung digitalisasi pembayaran, khususnya pada UMKM pedagang pasar tradisional di Kota Semarang.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Pribadi Santoso, mengatakan, pihaknya mendukung penuh segala upaya digitalisasi pada UMKM pedagang tradisional di Kota Semarang, terlebih lagi ditengah kondisi yang tidak menentu sebagai dampak wabah pandemi Covid-19

“Kita ketahui bersama terjadi pelemahan ekonomi yang dirasakan hampir oleh seluruh penduduk, terutama bagi pelaku usaha. Langkah BRI dan Pemkot Semarang meluncurkan pasar digital di Pasar Bulu Kota Semarang ini merupakan salah satu upaya memperkuat ekonomi nasional,” katanya.

Pasar Bulu sendiri merupakan salah satu pasar tradisional terkemuka di Semarang yang memiliki lokasi strategis dan telah direvitalsasi oleh Pemerintah Kota Semarang sehingga meningkatkan kenyamanan pengunjung maupun pedagang.

Pribadi menjelaskan, pandemi Covid-19 membawa lompatan besar digitalisasi hampir di seluruh sisi kehidupan. Market and Payment Ecosystem yang diinisiasi BRI dan Dinas Perdagangan Kota Semarang merupakan salah satu terobosan digitalisasi yang komplit bagi pedagang pasar tradisional.

Tercatat, dari platform Pasar.id yang memfasilitasi pembelian komodias komoditas pedagang pasar secara online saat ini jumlah pedagang di Pasar Bulu yang telah terdaftar ada 153 pedagang dan pedagang yang telah memiliki QRIS sebanyak 339 pedagang. Secara total, saat ini terdapat 791 pedagang yang beroperasional di Pasar Bulu.

“Kami berharap adanya pasar digital ini dapat meningkatkan kesadaran para pedagang lainnya untuk beralih ke cara berdagang digital. Pedagang tidak perlu khawatir adanya PPKM maupun pembatasan lainnya karena pembeli dapat berbelanja dari mana saja, tanpa perlu hadir di lokasi pasar secara langsung,” katanya.

Sementara itu, Regional CEO BRI Semarang, Wahyu Sulistiyono, mengatakan, pihaknya terus berupaya secara aktif dan adaptif membantu para pedagang dan pelaku UMKM, khususnya yang ada di pasar – pasar tradisional, untuk tetap bisa berdagang menjalankan usahanya, salah satunya dengan cara digital.

“Kami melakukan pendampingan kepada para pedagang agar tetap survive di masa pandemi dengan melakukan transformasi ke digital transaksi. Hal ini kami lakukan untuk menjaga dan meningkatkan semangat pelaku usaha agar terus dapat mengembangkan usahanya,” katanya.

Wahyu menambahkan, dengan peluncuran pasar digital di Pasar Bulu Semarang tersebut menjadi bukti BRI dalam pemberdayaan para pedagang tradisional dan pelaku UMKM agar tetap produktif saat pandemi dengan menggunakan platform digital BRI.

Hery Priyono