blank
Seorang warga menikmati kelengkeng. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Desa/Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, memiliki berbagai potensi berbau wisata, seni, pendidikan, maupun pertanian. Salah satunya, badan usaha milik desa (BUMD) Borobudur memiliki lahan pertanian kelengkeng.

Manajer Operasional Kebun Kelengkeng Borobudur, Suyono, menginformasikan, di lahan itu ada 240 pohon kelengkeng. Luas lahannya 1,3 hektare. Itu merupakan tanah kas desa.

Kebun kelengkeng itu dikelola badan usaha milik desa (BUMDes) setempat. Sejauh ini masih diprioritaskan untuk studi banding. Belum untuk wisata petik buah.

Disebutkan, jenis tanamannya adalah Kelengkeng Kristal. Menurut dia sebetulnya bisa diatur waktu berbuahnya. Saat ini hanya beberapa pohon yang diprogram untuk berbuah.

“Musim panen yang ini pada bulan Oktober mendatang,” tuturnya, kepada wartawan Suarabaru.id, beberapa hari lalu.

Tentang rasa buahnya tidak perlu diragukan. Selain terasa manis, daging buahnya tebal dan mudah dikelupas dari kulit maupun isinya.

Selaku penanggung jawab kebun, Suyono menjelaskan, intinya di perkebunan itu siap menerima tamu yang hendak studi banding maupun belajar bertani kelengkeng.

Agrowisata Kebun Kelengkeng Gejagan, Borobudur itu juga siap menyediakan hidangan makan bagi tamu yang melakukan studi banding. Tentang harga buah kelengkengnya dipatok Rp 50 ribu/kilogram.

Dia menambahkan, selain untuk melayani studi banding, wisata buah itu juga berorientasi ke bibit kelengkeng. Di lokasi itu disediakan bibit kelengkeng hasil produksi masyarakat sekitar. “Selain untuk
studi banding, masyarakat memproduksi dan melakukan jual beli bibit,” jelasnya.

Untuk jual beli bibit disediakan tempat atau etalase. Sedangkan 240 tanaman kelengkeng yang ada itu ditanam pada Januari 2015 dengan bibit Kateki.

Eko Priyono