blank
Jalur penyelamat di daerah jalan rawan kecelakaan maut Kledung-Kertek Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) Wonosobo bersama Satlantas Polres Wonosobo dan Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN) Bina Marga Wonosobo bergerak cepat.

Beberapa instansi terkait tersebut segera menindaklanjuti rekomendasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), terkait upaya meningkatkan keselamatan pengemudi di daerah rawan kecelakaan (DRK) jalur Kledung Temanggung-Kertek Wonosobo.

Selama dua hari berturut-turut para petugas menyelesaikan pemasangan dua rambu elektronik, 13 rambu peringatan dan ditambah 9 flashing mulai dari kawasan terminal keselamatan area Sumbing Sindoro Park hingga Pasar Kertek.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkimhub Bagyo Sarastono bersama Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro, Rabu (22/9) menerangkan, pihaknya langsung bergerak memasang alat rambu elektronik berupa layar LED running text 24 Jam berisi peringatan bagi pengemudi kendaraan berat.

“Maksud dan tujuan dari banyaknya rambu peringatan ini, adalah kami bersama unsur-unsur terkait berupaya untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan di DRK Kledung Temamggung-Kertek Wonosobo,” jelas Bagyo.

Dari rekomendasi KNKT, Bagyo menyebut jalur rawan dengan turunan tajam dan panjang hampir 9 kilometer memicu banyak kejadian kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar bahkan menimbulkan korban jiwa. Sehingga perlu diupayakan sejumlah antisipasi.

“Selain pemasangan dua rambu elektronik di Depan Sinsu dan Candiyasan hasil bantuan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, kami juga bekerja sama dengan BBPJN untuk melakukan ekstensi jalur penyelamat di Prumbanan agar berfungsi lebih maksimal,” lanjutnya.

Para pengemudi kendaraan, khususnya bermuatan berat yang hendak melintas mulai dari Kledung, diwajibkan Bagyo, untuk menaati rambu-rambu yang dipasang, khususnya terkait keharusan memindahkan persneling kendaraan ke gigi dua.

Analisa KNKT

blank
Peninjuan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di jalur maut Kledung-Kertek. Foto : SB/Muharno Zarka

“Dari hasil analisa tim KNKT, pemakaian rem kendaraan untuk mengurangi kecepatan bagi kendaraan berat tidaklah cukup, mengingat turunan di DRK Kledung-Kertek tergolong tajam dan panjang. Sehingga diperlukan dukungan engine break melalui perpindahan gigi ke yang lebih rendah,” ungkapnya.

Senada, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro juga menyebut pentingnya antisipasi dini terhadap potensi kecelakaan di DRK Kertek melalui pemasangan rambu peringatan.

“Bapak Gubernur Jawa Tengah sendiri menaruh perhatian besar terhadap kondisi jalur Kledung Temanggung-Kertek Wonosobo ini. Karena berkali-kali kecelakaan beliau juga langsung menghubungi kami untuk secepatnya melakukan upaya pencegahan,” ungkapnya.

Karena itulah, pihaknya mengaku tak ragu untuk support perlengkapan pendukung pencegahan dini berupa rambu elektronik kepada Dinas Perkimhub Wonosobo. Dengan demikian, kasus kecelakaan maut di jalur tengkorak tidak terus terjadi dan terulang lagi.

Kepada jajaran Dinas Perkimhub dan Satuan Lalu Lintas Polres serta BBPJN Wonosobo, Henggar berharap agar upaya pencegahan melalui pemasangan rambu juga ditindaklanjuti dengan menempatkan petugas di tempat tersebut.

Mengapa? Agar setiap pengemudi kendaraan berat benar-benar masuk ke Terminal Keselamatan terlebih dahulu, untuk pengecekan kondisi mesin maupun rem sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Kertek Wonosobo.

Terkait hal tersebut, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Wonosobo, Iptu Sudar mengaku siap sepenuhnya mendukung upaya pencegahan dini kecelakaan di DRK Kledung Temanggung-Kertek Wonosobo.

“Prinsipnya kami akan siap dengan petugas yang bersiaga mengingatkan para pengemudi agar memindahkan persneling kendaraan ke gigi 2 untuk menekan angka kecelakaan,” tegas Iptu Sudar.

Dengan sinergi lintas sektor serta dukungan banyak rambu peringatan yang telah terpasang, Sudar mengaku optimis kejadian kecelakaan di jalur rawan tersbut akan dapat diminimalisir dan tidak selalu terulang.

Muharno Zarka