blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyematkan pin BPBD kepada salah satu relawan. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat secara simbolis menyematkan pin BPBD kepada perwakilan relawan penanggulangan bencana (RPB) setempat.

Penyematan pin BPBD tersebut dilakukan di sela-sela acara “Jagong Bareng Relawan Bersama Bupati Wonosobo” yang digelar secara lesehan di pelataran Kantor BPBD, Selasa (21/9).

Pin BPBD yang dikenakan para relawan penanggulangan bencana menjadi tanda, jika para relawan kemanusiaan itu, bernaung di satu wadah, yakni BPBD Wonosobo.

Para relawan yang berada di bawah komando BPBD itu, juga berikrar untuk kompak, selalu bekerja sama dan bergotong royong, saat melakukan kerja kemanusiaan penanganan bencana di lapangan.

Afif mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para relawan penanggulan bencana yang atas kesadaran sendiri bergabung sebagai relawan yang kerja tanpa pamrih.

“Para relawan tidak pernah berpikir tentang materi. Sebab kerja yang dilakukan adalah kerja sosial dan kemanusiaan dalam menolong sesama yang tengah jadi korban bencana alam dalam bentuk apapun,” tegasnya.

Pertemuan ini, sebutnya, sebagai ajang silaturahmi, untuk menguatkan antara pemerintah daerah dengan relawan dalam mencegah, menanggulangi dan menangani kebencanaan di Wonosobo.

“Relawan sebagai kekuatan besar harus bisa menyatu dan membantu Pemkab Wonosobo. Selama ini organisasi relawan masih berdiri sendiri-sendiri seperti anak kehilangan induknya,” tegas dia.

Apel Relawan

blank
Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo Bambang Trie ketika berbicara di depan para relawan. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Bupati, induk dari organisasi relawan di tingkat Kabupaten Wonosobo adalah BPBD. Sebagai bapak dan ibu dari relawan, BPBD akan siap siaga membersamai para relawan saat menangani masalah kebencanaan di lapangan.

Relawan, lanjutnya, boleh memakai baju lebih dari satu. Bisa masuk organisasi relawan apapun. Namun saat berada di lapangan harus kompak, satu komando, saling bekerjasama dan bergotong-royong untuk melakukan kerja-kerja kemanusiaan.

“Orang tua para relawan semua adalah BPBD. Sedikit demi sedikit mari managemen organisasi relawan diperbaiki. Saya ingin para relawan di seluruh Wonosobo kompak dan ke depan harus ditata menjadi lebih baik lagi,” pintanya.

Dikatakan Afif, pelatihan sumber daya manusia (SDM) sesuai keahlian masing-masing terkait dengan penanganan kebencanaan harus segera dilakukan. Misalnya, ada diklat ahli penanganan bencana banjir, angin ribut, tanah longsor, kebakaran dan gunung meletus.

“Jadi relawan tidak asal grubyak-grubyuk. Saya target tahun 2022 nanti, di setiap desa sudah ada relawan minimal 5 orang. Itu sebagai modal kekuatan dalam pencegahan dan penanganan dini apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” tutur dia.

Pihaknya memohon maaf saat ini belum bisa memberikan kontribusi pada para relawan. Ke depan organisasi relawan akan ditata dan dipersiapkan dengan baik.Terima kasih pada BPBD yang telah berkomunikasi dengan para relawan.

Kalak BPBD Bambang Trie menyampaikan rasa haru dan bangga bisa duduk bersama kawan-kawan pegiat organisasi relawan. Dalam waktu dekat akan diadakan pelatihan dan apel relawan se-Wonosobo sambil menunggu pandemi global Covid-19 reda.

“Saya akan selalu ada di tengah-tengah para relawan. Mari saling pupuk dan jalin kerjasama antara pemerintah dengan para relawan. Bahu membahu dan bergandeng tangan mengatasi kebencanaan dan masalah sosial kemanusiaan di Wonosobo,” tandasnya.

Muharno Zarka