blank
Rektor USM, Andy Kridasusila MM membuka Pembekalan Wisuda Ke-62 secara daring pada Sabtu (18/9/2021).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 510 lulusan Universitas Semarang (USM) mengikuti pembekalan Wisuda Ke-62 sesi I secara daring pada Sabtu (18/9/2021).

Kegiatan yang dibuka Rektor USM, Andy Kridasusila MM itu menghadirkan dua narasumber yakni Anna Dian Savitri SPsi MPsi (Kaprogdi S1 Psikologi USM) dan Dr Mohd Fauzi Bin Kamarudin (Dean Center for Language Learning UTEM).

Dalam sambutannya, Rektor mengatakan, mahasiswa USM harus profesional, beradab dan mempunyai wawasan yang luas. Selain itu harus mempunyai kebermanfaatan sesuai bidang ilmu yang ditekuni.

”Walaupun sekecil apapun itu, Lulusan USM harus mempunyai kemampuan softskill yang mumpuni dalam menunjang pekerjaan ke depan,” kata Rektor.

Sementara itu, narasumber pertama Anna Dian Savitri memberikan kiat-kiat meraih sukses dan menjadi pribadi yang berkarakter positif. Untuk meraih sukses, seseorang harus membuka diri, mengenai kelemahan dan kelebihan, mengembangkan potensi, meminimalkan kelemahan serta evaluasi dan refleksi diri. Yang tidak boleh dilupakan lagi adalah harus selalu berpikir positif,” ujarnya.

Menurutnya, softskill mempunyai peran cukup kompleks, sedangkan IQ tidak menjamin kesuksesan. EQ yang baik sebagai langkah mengembangkan pribadi yang berkarakter.

”Sebagai lulusan yang akan meniti karier, Anda harus mampu mengembangkan potensi diri, siap menerima kritik dan saran, serta belajar menjadi pribadi yang smart,” ungkapnya.

Sementara Mohd Fauzi Bin Kamarudin dalam paparannya mengatakan, pemimpin harus berpikir dan bertindak 5R yakni resolve, resilience, return, reimagination, dan reform.

”Dalam keadaan new normal, cara berkehidupan menjadi berbeda seperti,
masker dan sarung tangan menjadi sangat umum, budaya mengantri menjadi kewajiban, transportasi public terlihat berbeda, memiliki waktu libur yang lebih di rumah sendiri,” jelasnya.

Selain itu, katanya, hal-hal kecil yang ada di lingkungan sekitar akan berubah serta cara belajar berubah.

”Beradaptasi itu sangat penting karena terbuka terhadap tren-tren baru, tidak kaku terhadap pikiran sendiri,” tuturnya.

Muha