Prokes Ketat Warnai PTM Hari Pertama di Kota Semarang
Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Semarang kembali dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, Senin (30/8/2021). (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kota Semarang melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Senin (30/8/2021).

 

Dilaksanakan dengan kehati-hatian serta dibatasi jumlah murid yang masuk, PTM ini menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat baik kepada para siswa/siswi maupun para guru dan staff sekolah.

 

Seperti yang terlihat saat Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, melakukan tinjauan ke SMP Negeri 12 dan SD Negeri Srondol Wetan 01 Kota Semarang. Di dua sekolah tersebut prokes diterapkan dengan ketat, mulai dari saat guru dan murid masuk hingga di ruang kelas.

 

Di SMPN 12 setiap murid yang datang diantar orang tua turun di gerbang sekolah untuk kemudian mengikuti marka jalur urutan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu menggunakan scaner di pos depan gerbang sekolah.

Setiap murid yang diwajibkan menggunakan masker usai pemeriksaan suhu sebelum masuk kelas diwajibkan untuk cuci tangan menggunakan sanitizer atau air dan sabun. Tak lupa saat di dalam kelas semua murid menempati meja belajar masing-masing dengan jeda satu meja kosong disekitarnya.

“Hari pertama semuanya berjalan sesuai rencana, situasinya juga terkendali dengan batasan maksimal 50%. Protokol kesehatannya juga dilaksanakan dengan baik sesuai prosedur,” katanya.

 

Dalam pelaksanaan PTM serentak di Kota Semarang, tercatat sebanyak 482 sekolah menggelar PTM terbatas, terdiri dari 9 TK Negeri, 325 SD Negeri, 44 SMP Negeri. Sedangkan sekolah swasta meliputi 31 TK, 51 SD, dan 22 SMP.

 

“Untuk hari ini di SMP 12 baru siswa kelas IX, minggu depan kelas VII hingga nanti bertahap maksimal 50% dari siswa sekolah, jadi tidak hanya secara online, tapi juga secara offline,” katanya.

 

Tak hanya itu saja, demi memberikan rasa aman dan nyaman agar tidak menimbulkan persoalan Covid-19 baru, Hendi juga terus mendorong percepatan vaksinasi bagi pelajar yang dilakukan di beberapa titik sekolah.

 

“Salah satu sasaran vaksinasi yakni sekolah. Jadi semuanya terus berjalan secara pararel. Sehingga terkait PTM pihaknya tidak perlu menunggu capaian vaksinasi, namun hal penting yakni penerapan protokol kesehatan di sekolah,” katanya.

Usai meninjau SMPN 12, Hendi melanjutkan ke SDN 1 Srondol Wetan yang tak jauh jaraknya dari SMPN 12. Di sekolah ini Hendi berkesempatan melakukan sosialisasi protokol kesehatan di hadapan murid-murid SD di ruang kelas maupun yang mengikuti secara daring dari rumah.

“Jadi ingat ya anak-anak selama pandemi covid-19 ini kita semua harus memperhatikan protokol kesehatan, 3M, 5M. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, dan tidak bepergian kemana-mana kalau tidak penting,” katannya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, mengungkapkan faktor utama yang perlu memperoleh perhatian yakni protokol kesehatan. Oleh karena itu, ketika ruang kelas dimulai maka pelajaran pertama yang diberikan adalah soal protokol kesehatan.

 

“Yang paling penting itu adalah mengedukasi peserta didik dulu agar dia sadar dan paham. Kalau kita PTM, prokes harus dijalankan,” ujarnya.

 

Gunawan juga mengungkapkan pihaknya tak ingin terburu-buru dalam membuka PTM hingga maksimal 50% agar tidak terjadi kerumunan di dalam maupun luar sekolah.

 

“Ibaratnya kerannya ditutup, kita bukanya pelan-pelan nanti akhirnya terbuka semua, tapi protokol kesehatan bisa dilakukan dengan baik. Kita tidak mau langsung masuk semua tapi terjadi kerumunan,” katanya.