blank
Ganjar Pranowo saat memberikan sambutan dan membuka acara Vaksinasi Massal Gratis Lintas Agama, yang diselenggarakan UMP secara daring, dari Rumah Dinas Puri Gedeh, Semarang, Senin (23/8/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, tiap penyelenggara vaksinasi agar tidak lepas tanggung jawab, setelah penyuntikan vaksin pertama.

Dia juga mengingatkan penyelenggara vaksinasi massal, untuk tidak lupa mencatat jumlah vaksin yang disuntikkan, agar data bisa terintergrasi dengan baik.

”Saya titip, tolong dicatat semua yang sudah divaksin. Siapkan nanti vaksin yang kedua, jangan sampai panitia ini bubar di sini, harus siap-siap lagi nanti yang kedua,” kata Ganjar, saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Vaksinasi Massal Gratis Lintas Agama, yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan FKUB Banyumas, Senin (23/8/2021).

BACA JUGA: Anggota Linmas Harus Jadi Pelopor Keamanan di Masyarakat

Hal itu disampaikannya, lantaran ada pengalaman penyelenggara vaksinasi hit and run. Artinya, setelah menyelesaikan suntikan pertama, panitia penyelenggara bubar, sehingga masyarakat kebingungan kapan dan di mana mendapatkan vaksin kedua.

”Sekarang pada nyari ke kami suntikan keduanya ke mana. Dulu ke sana tetapi sekarang sudah bubar panitianya. Nah ini kita coba rearrangement. Kita kembali akan menyeleksi tempatnya di mana, vaksinnya apa, itu yang kami harus pilah-pilah lagi, dan ternyata tidak cukup mudah. Mudah-mudahan nanti FKUB dan UMP bisa membantu itu,” jelasnya.

Ganjar juga berpesan kepada FKUB Banyumas, agar vaksinasi yang dilakukan itu memprioritaskan orang tua, lansia atau pralansia, dan usia 50 tahun ke atas. Juga masyarakat dengan kelompok rentan atau memiliki komorbid dan ibu hamil. Dia berharap, FKUB bisa jemput bola dengan mencari kelompok-kelompok prioritas itu.

BACA JUGA: Klinik Mediska KAI Daop 6 Menerima Tambahan 5.700 Dosis Vaksin Covid -19

”Tolong diprioritaskan, dicari, jangan suruh datang sendiri. Kalau perlu dituntun oleh kawan-kawan FKUB. Mungkin dari gereja, dari pura, dari masjid, ayo bareng-bareng,” harap Ganjar.

Menurut dia, untuk kelompok rentan atau komorbid, bisa dilakukan kerja sama dengan BPJS, karena sudah ada datanya. Di Jateng ada sekitar 1,5 juta orang yang komorbid. Kalau itu bisa dicari, akan sangat membantu. Kemudian ibu hamil juga harus diperhatikan.

Selain kelompok prioritas itu, juga ada kelompok yang mendapatkan vaksin alokasi khusus, yaitu masyarakat yang berkebutuhan khusus, atau penyandang disabilitas.

BACA JUGA: Dua Orang Pengedar Sabu Diringkus, Kapolres Jepara Ajak Warga Perangi Narkoba.

”Minimal kalau tidak datang ke acara vaksinasi ini, kalau lah di lingkungan RT atau RW panjenengan ada yang penyandang disabilitas, tolong diajak,” pinta Ganjar.

Ditambahkan dia, partisipasi dari kampus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dalam membantu vaksinasi akan sangat penting. Sebab, dari partisipasi itu sosialisasi tentang vaksinasi akan lebih mudah, sehingga kalau masih ada kelompok yang tidak percaya, bisa diberikan edukasi.

”Semakin banyak yang divaksin, maka akan menjadi benteng. Maka kalau dari UMP nanti bisa membantu, kampus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat membantu, akan sangat bagus. Target Presiden sampai akhir tahun akan dikebut. Kalau kemudian kita akan gas pol serentak, misal Presiden bilang sehari mau tiga juta, itu tidak sulit jika semua membantu,” pungkasnya.

Riyan