blank
Ir Joko Suparno MPL, (Dok Pribadi)

 

Oleh  : Ir Joko Suparno MPL

             PERINGATAN Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dalam dua tahun terakhir ini dilaksanakan dengan nuansa kesederhanaan. Suasana hingar bingar yang mengekspresikan kebahagiaan atas merdekanya bangsa Indonesia dari belenggu penjajah seolah tenggelam karena ancaman virus corona.

Meskipun demikian, semangat untuk mensyukuri kemerdekaan harus tetap menyala dilubuk hati masyarakat Indonesia. Justru dalam suasana penuh keheningan ini menjadi saat yang tepat untuk melakukan perenungan tentang hal-hal yang sudah dicapai dan cita-cita apa saja yang akan diraih dimasa mendatang.

24 tahun dari sekarang, tepatnya di tahun 2045 telah dirumuskan kondisi yang diinginkan yang dituangkan dalam Visi Indonesia 2045, yaitu Indonesia Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur. Indonesia di tahun 2045, dicita-citakan untuk menjadi negara maju yang menjadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia, dan didukung sumber daya manusia yang unggul dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan ditopang aspek ketahanan nasional yang mantap serta pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang semakin baik, maka masyarakat Indonesia akan menjadi lebih sejahtera.

Empat Pilar Pembangunan Indonesia 2045

Untuk menuju Visi Indonesia 2045 telah ditetapkan 4 pilar Pembangunan Indonesia 2045, yaitu:

Pembangunan Manusia dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek);

Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan;

Pemerataan Pembangunan; serta

Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan.

Pilar Pembangunan Manusia dan Penguasaan Iptek dilandasi pada prediksi bahwa di tahun 2045 jumlah penduduk usia produktif akan menempati porsi yang besar dalam struktur kependudukan di Indonesia. Pemerataan pendidikan dan penguatan pembangunan kebudayaan akan mengantar pada terwujudnya penguasaan teknologi. Dengan landasan budaya yang kuat maka akan terbentuk manusia berbudaya, yaitu manusia yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur budaya untuk membentuk moral dan etika masyarakat.

Dalam Pilar Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, aspek menjaga lingkungan hidup sebagai dasar pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, sehingga pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi prioritas. Isu perubahan iklim global menjadi pertimbangan utama untuk diantisipasi. Industri, ekonomi kreatif serta pariwisata dharapkan menjadi sektor andalan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Pilar Pemerataan Pembangunan menempatkan pengentasan kemiskinan sebagai sasaran utama. Untuk mendukung aspek pemerataan maka koneksitas antarwilayah yang ditopang dengan pembangunan infrastruktur dalam skala besar tetap menjadi prioritas. Dengan koneksitas maka keterjangkauan wilayah menjadi semakin besar, sehingga harga-harga komoditas akan bisa ditekan. Selain konektivitas secara fisik, konektivitas digital dan virtual juga dikembangkan secara beriringan, guna menopang terwujudnya literasi TIK bagi masyarakat.

Sedangkan Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan dimaksudkan sebagai landasan yang kokoh untuk mendukung pilar-pilar yang lain. Eksistensi NKRI harus terjaga agar terhindar dari upaya internal untuk merongrong keutuhan negara. Tata kelola pemerintahan yang semakin baik akan menciptakan stabilitas nasional sehingga akan menarik lebih banyak investasi yang pada akhirnya diarahkan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Beberapa kondisi yang perlu diketahui pada tahun-tahun mendatang, yang pertama adalah isu urbanisasi, di mana di tahun 2045 diperkirakan lebih dari 70% penduduk Indonesia akan menempati kawasan perkotaan. Fenomena urbanisasi tersebut perlu diantisipasi agar kinerja perkotaan bisa lebih meningkat, dalam arti setiap prosentase peningkatan penduduk yang tinggal di kota harus bisa berkontribusi positif terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) serta PDB Perkapita.

Isu perubahan iklim global juga perlu mendapat perhatian dan dukungan, karena apabila tidak ada upaya antisipasi maka diprediksi diakhir abad ini akan terjadi peningkatan iklim global sebesar 3-3,50 celcius. Melalui Paris Agreement on Climate Change di tahun 2015 menyepakati perubahan iklim global harus ditekan maksimal 2o celcius dan diupayakan pada 1,5o celcius, dihitung dari kondisi iklim global sebelum revolusi industry. Indonesia berkomitmen bersama-sama negara lain untuk berpartisipasi dalam menjaga iklim global agar tidak mengalami kenaikan secara signifikan.

Pemanfaatan TIK

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diprediksi akan mendominasi kecenderungan perubahan teknologi di masa mendatang. Pemanfaatan TIK terbukti berhasil membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam tata kelola pemerintahan kehadiran TIK menjadi andalan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan masyarakat dan administrasi perkantoran. Trend tersebut akan terjadi di tahun-tahun mendatang, oleh karena itu perluasan infrastruktur TIK harus menjadi prioritas agar lebih menjangkau semua wilayah.

Tahun 2050 diprediksi kekuatan ekonomi negara berkembang akan mendominasi ekonomi global, dan lebih dari 50% output dunia akan dihasilkan dari negara-negara dari benua Asia. Fenomena ini harus ditangkap sebagai peluang pengembangan ekonomi Indonesia, sehingga perlu dipersiapkan produk dan jasa unggulan dari Indonesia agar mampu bersaing dan menjadi pemain di kancah global.

Isu lain yang perlu menjadi perhatian adalah persaingan dari sisi pemanfaatan sumber daya alam (SDA). Pertumbuhan populasi dunia pasti diikuti dengan tuntutan untuk mendapatkan pasokan SDA sebagai penopang kehidupan umat manusia. Sumber daya yang tak terbarukan akan mengalami limitasi. Oleh karena itu melalui kehadiran teknologi juga akan memberi efisiensi terhadap pemanfaatan SDA.

Sebagai bagian dari wilayah NKRI, Pemerintah Kota Magelang perlu melakukan langkah-langkah nyata agar di masa depan mampu memberikan kontribusi bagi pencapaian kondisi Indonesia tahun 2045. Rumusan visi 2045 dimungkinkan mengalami perubahan sejalan dengan suksesi kepemimpinan nasional di tahun 2024.

Namun demikian, isu-isu global dan prediksi kondisi nasional tahun 2045 tetap bisa dijadikan acuan dalam menyusun langkah-langkah strategis yang nantinya dituangkan dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Tahun 2024 Harus Disusun RPJPD Kota Magelang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Magelang 2005-2025 akan segera memasuki akhir tahun perencanaan. Untuk menjaga agar tidak terdapat kekosongan payung rencana, maka setidaknya di tahun 2024 harus disusun RPJPD yang memberi acuan rencana selama 20 tahun. Rencana jangka panjang tersebut nantinya dinaungi dengan peraturan daerah.

Kecenderungan dan isu strategis dimasa mendatang harus dijadikan pijakan awal dalam menyusun dokumen rencana.

Kontribusi daerah untuk menekan perubahan iklim bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau, upaya pengurangan emisi gas buang kendaraan bermotor, optimalisasi penggunaan energi baru dan terbarukan, serta efisiensi penggunaan sumber daya alam. Aspek penataan ruang ditempatkan sebagai panglima yang akan mengendalikan pemanfaatan ruang kota agar tercipta keseimbangan antara pengembangan kawasan budidaya dan menjaga kawasan konservasi.

Urbanisasi yang akan terjadi lebih masif harus diantisipasi dengan upaya peningkatan akses masyarakat untuk memperoleh kebutuhan dasar, utamanya kebutuhan pemenuhan air bersih dan sanitasi. Ketersediaan lapangan kerja juga menjadi prioritas, yang tidak hanya tertumpu pada sektor formal namun juga ditempuh melalui sektor informal. UMKM adalah salah satu andalan dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

Bonus demografi yang sudah dialami Kota Magelang tentunya harus disikapi secara bijak, karena besarnya penduduk usia produktif apabila tidak dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang memadahi maka justru akan bisa menimbulkan bencana. Potensi usia produktif tersebut harus diarahkan agar bisa menjadi salah satu modal utama dalam pembangunan daerah.

Kota Magelang telah mem-branding sebagai ‘Kota Cerdas’. Sebagai kota yang diharapkan bisa menjadi lebih cerdas maka dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mutlak diterapkan guna meningkatkan kualitas pelayanan publik serta administrasi perkantoran. Upaya literasi TIK harus dilakukan untuk menyiapkan masyarakat agar siap menghadapi pola kehidupan digital.

Dengan memahami capaian yang telah diraih serta merenungi keinginan masa depan yang akan diwujudkan merupakan salah satu wujud memaknai tema HUT Ke-76 Republik Indonesia tahun 2021 ini, yaitu Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Tangguh dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan menjadi modal untuk bergerak tumbuh dimasa depan.

Dirgahayu Republik Indonesia.

Penulis  : Mantan Kepala Badan Perencanaan

                 Pembangunan (Bappeda) Kota Magelang

Editor    : Doddy Ardjono