blank
Tangkapan layar suasana webinar "Peluang Belajar Ekonoomi Kreatif. Videografi, dan Religiusitas" Yayasan PSAK lewat zoom. Foto: Widiyartono R

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Era sekarang ini kita harus membantu anak-anak saat mereka masih di bangku sekolah, untuk bisa mempersiapkan diri memasuki masa depannya. Sekolah sekarang tidak bisa hanya menjadi penghasil ijazah, tetapi harus menjadi penuntun siswa untuk masa depannya.

Pernyataan ini disampaikan Dr Antonius Tanan pendiri Edu Global Guide pada webinar yang diselenggarakan Yayasan PSAK Semarang, Jumat 30 Juli 2021 petang. Webinar bertajuk “Peluang Belajar Ekonomi Kreatif, Videografi, dan Religiusitas” ini diikuti 183 orang, yakni para siswa baru SMP Masehi 1 dan SMA Masehi 1, para orang tua siswa, pengurus yayasan, dan para guru.

Acara ini dipandu oleh Drs Yohanes Sumarno, guru SMP Masehi 1 Semarang. Seperti diketahui, mulai tahun pelajaran ini, SMP Masehi 1 dan SMA Masehi 1 Semarang menempatkan materi ekonomi kreatif dan videografi untuk siswa baru kelas 9 (SMP) dan kelas 12 (SMA).

blank
Dr Antonius Tanan, narasumber tunggal dalam webinar “Peluang Belajar Ekonoomi Kreatif. Videografi, dan Religiusitas”. Foto: Tangkapan layar Widiyartono R.

Orang Sukses itu Harus Siap

Orang sukses, kata Antonius Tanan, adalah orang yang siap dan bertemu dengan kesempatan. Religiusitas akan mendorong anak-anak mengasihi Tuhan, dan senantiasa memohon penyertaan Tuhan. “Kesempatan itu diberikan oleh Tuhan, dan kita harus membawa anak-anak untuk siap. Maka kita bekali mereka dengan entrepreneurship, kreativitas, dan teknologi,” kata Antonius Tanan.

Antonius Tanan menyebut, entrepreneurship itu berbeda dengan kewirausahaan. “Entrepreneurship itu bukan hanya berdagang (wirausaha), tetapi di sana ada kreativitas dan terampil dalam memanfaatkan pengetahuan dan teknologi,” kata Antonius.

Karena itulah, Yayasan PSAK Semarang yang mengampu sekolah-sekolah Masehi kini berusaha membekali anak-anak dengan memberikan materi berupa ekonomi kreatif atau kewirausahaan kreatif melalui pengalaman langsung, kemudian pemanfaatan tekonolgi dengan materi videografi, dan religiusitas untuk menyiapkan anak selalu melangkah dalam bimbingan Tuhan.

Problem Solving

Antonius menyebut, kini pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi sangat besar. “Mereka lulusan sekolah tinggi, tetapi banyak yang tidak bisa menolong dirinya sendiri. “Karena itu PSAK ingin memersiapkan anak-anak sejak dini, sejak masih bersekolah mereka sudah bisa berkarya di dunia nyata,” kata Anton.

Menurut Anton, ada 10 keahlian puncak seperti dinyatakan World Economic Forum untuk menghadapi tahun 2025, yang terbagi dalam empat kelompok besar yaitu problem solving, teknologi, kerja sama antarmanusia, dan manajemen pribadi.

Pemecahan masalah atau problem solving, menyangkut analisis dan inovasi, pemecahan masalah yang kompleks, analisis dan pemikiran kritis, jalan keluar untuk memcahkan masalah dan ide-ide.

Selanjutnya adalah teknologi, yakni bagaimana memanfaatkan teknologi, kemudian desain dan programnya. Berikutnya, bagaimana bekerja sama dengan orang lain yang dalam hal ini membutuhkan leadership dan keterlibatan. Manajemen pribadi, bagaimana seseorang harus tangguh tetapi luwes, mampu mengelola stres, selalu belajar, dan strategis.

Teknologi Alat Produksi

“Teknologi harus menjadi alat produksi, bukan hanya sebagai konsumsi. Maka anak-anak dilatih keterampilan videografi, untuk bisa menghasilkan karya melalui perangkat yang dimiliki,” tambah Anton.

Dari sepuluh keahlian yang teringkas dalam empat hal itu, menurut Anton, problem solving adalah hal yang terpenting. “Maka kini, SMP Masehi 1 dan SMA Masehi 1 tengah menyiapkan anak-anak menjadi problem solver,” kata dia.

Anton juga mengingatkan perlunya jalinan komunikasi antara orang tua dengan anak-anaknya. Dia memahami bahwa banyak orang tua yang harus bekerja, dan jarang berjumpa secara fisik dengan aka-anaknya.

“Manfaatkan alat komunikasi yang ada. Gunakan pesan whatsapp, telepon, atau videocall. Kemudian saat libur, gunakan kesempatan untuk bersama-sama dengan anak-anak. Sesekali berikan hadiah, setidaknya hadiah waktu untuk mereka,” tambah pria yang juga advisor pendidikan dan pengembangan keluarga ini.

Webinar ini diawali dengan sambutan oleh Ketua Yayasan PSAK Semarang Andreas Djumadi SH, MM yang menyebutkan, kini SMA Masehi 1 dan SMP Masehi 1 didampingi oleh Edu Guide untuk menyiapkan para siswa menapaki masa depan dengan tajuk “Masehi Reborn”.

“Maka lewat ‘Masehi Reborn’ dan  pendampingan Edu Guide, sekolah yang diampu Yayasan PSAK ini nantinya bisa mengantarkan anak-anak menapaki masa depannya,” kata Andreas Djumadi.

Widiyartono R