blank
Penyerahan buku Drs Raden Mas Panji Sosrokatono dari wartawan SUARABARU.ID kepada Dandim 0719 Jepara Letkol Arc Tri Yudhi Herlambang. Foto:Alvaros)

JEPARA (SUARABARU.ID)- Ikhtiar kita bersama untuk menghadapi pandemi Covid-19 bisa diabaratkan  bagaikan berada disebuah medan  peperangan. Namun musuh  yang kita hadapi bersama tidak nampak, namun nyata ada.

Bahkan korban yang jatuh telah demikian banyak. Di Jepara jumlah saudara kita yang meninggal sampai hari ini dengan kriteria terpapar Covid-19 tercatat 965 orang

Hal tersebut diungkapkan   Dandim 0719/Jepara, Letkol   Arh Tri Yudhi Herlambang   S.E.,M.I.Pol dalam perbincangan khusus dengan SUARABARU.ID di ruang kerjanya, Rabu (28/7-2021) sore.

blank
Bersama tim R-Lisa FM bertemu degan Dandim 0719 / Jepara, Letkol Arh Tri Yudhi Herlambang. (Foto : Alvaros)

Dampaknya menurut Tri Yudhi Herlambang,  juga telah kita rasakan bersama  diseluruh sendi kehidupan,  antara lain di bidang keagamaan, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan bahkan dampak  pelambatan pembangunan.

“Sementara akhir peperangan sampai saat ini belum kita ketahui. Sangat tergantung pada kesadaran kita bersama untuk berjuang bersama untuk memenangkan peperangan,”  ujarnya.

Ia lantas mengandaikan virus  corona yang telah ditetapkan oleh badan kesehatan dunia sebagai pandemi global ini sebagai musuh dalam peperangan.”Ia selalu membidik dan menyerang orang-orang yang abai dan mencoba mengalahkannya,” ungkap Tri Yudhi Herlambang.

Padahal virus ini  menyerang kita bisa  dengan menggunakan teman, saudara, sahabat dan bahkan keluarga kita yang telah menjadi inang atau tempat virus berkembang dan menularkannya  melalui percikan doplet.

“Serangan ini semakin gencar jika mobilitas kita tinggi. Sebab jika kita telah menjadi inang virus ini, maka semakin tinggi aktivitas kita, maka peluang untuk menularkan akan semakin besar. Padahal virus ini tidak lagi memilih usia, strata sosial dan juga tidak mengenal genjatan senyata.” ungkap Tri Yudhi Herlambang

Karena itu untuk dapat melawan virus ini dan memenangkan peperangan, pemerintah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan  Masyarakat Level 3 dan 4 yang keberhasilanya sangat ditentukan oleh kesadaran kolektf kita.

“Tujuannya untuk menekan penyebaran virus ini agar tidak menyerang semakin banyak orang. Karena itu dilakukan pembatasan kegiatan yang substansinya adalah untuk melindungi keselamatan warga negara,” ujarnya. Karena itu protokol kesehatan 5 M menjadi sangat penting.

Karena itu harapannya, semua warga masyarakat bersedia untuk ambil bagian dalam gerakan ini. Juga kesediaan para tokoh agama, tokoh masyarakat, para pengusaha, guru dan semua pemangku kepentingan untuk melakukan edukasi secara humanis dan terus menerus.

“Menurut saya siapapun yang melaksanakan 5 M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan,  kontak langsung dan mengurangi mobilitas adalah pehlawan  yang ambil bagian dalam peperangan ini. Karena dengan demikian ia telah  menyelamatkan banyak orang.

Terkait dengan dampak yang ditimbulkan, Kodim 0719 / Jepara menurut Tri Yudhi Herlambang  telah menyiapkan dan sedang membagikan  bantuan logistik sebanyak 40 ton beras, mie instan, minyak goreng dan bahkan obat-obatan untuk warga masyarakat yang sedang menjalani isman.

Hadepe- Alvaros