oximeter
Pasangan suami-istri Johanes Aditya Sanjaya (38) dan Theresia Sulistiowati (36) membantu warga yang terpapar covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah, dengan meminjamkan oximeter secara gratis. Foto: Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)– Banyak cara untuk membantu masyarakat yang terpapar covid-19 dan menjalani isolasi mandiri. Tidak hanya memberikan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok sehari-hari, tetapi membantu dengan cara lain.

Seperti yang dilakukan pasangan suami-istri Johanes Aditya Sanjaya (38) dan Theresia Sulistiowati (36) ini berbeda. Yakni memberikan bantuan berupa meminjamkan alat oximeter (alat pengukur kadar oksigen dalam darah).

Bahkan, mereka berdua tidak sama sekali memungut biaya untuk alat yang dipinjamkan tersebut, alias gratis utamanya bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Di tokonya yang ada di kompleks Ruko Valencia Blok B, Jalan Bambang Soegeng, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tersebut, mereka berdua menyediakan sebanyak 50 buah oximeter untuk dipinjamkan.

Untuk meminjam alat yang berfungsi untuk  mengukur kadar oksigen di dalam darah tersebut, syaratnya pun sangat mudah. Yakni,  cukup  menyerahkan KTP  asli sebagai ‘jaminan “ sementara dan surat keterangan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Datang saja ke toko dengan membawa syarat KTP dan foto kopi  surat isoman dari puskesmas. Boleh dipinjam sesuai kebutuhan, asal di rawat dengan baik,” kata Johanes, Rabu  (28/07/2021)

Ia menambahkan, warga yang sedang menjalani isolasi mandiri tersebut bisa meminjam oximeter itu secara gratis dan sampai benar-benar sembuh.

Oximeter yang dipinjamkan tersebut dikemas dalam sebuah wadah plastik. Sehingga warga yang ingin meminjam tinggal membawa saja. Dan, sesampainya  di rumah cukup mengisi baterai dan memakainya.

Johanes mengatakan, dirinya bersama dengan istri tergerak untuk meminjamkan oximeter kepada warga yang isoman, mengingat banyak kasus kematian penderita covid-19 yang melakukan isoman.

Menurutnya, banyak warga yang terpapar covid-19 dan  tidak mengetahui kadar oksigen dalam darah karena tidak memiliki alat pengukurnya.

“Saya baca dan mendengar berita, banyak warga yang meninggal saat sedang menjalani isolasi mandiri karena mengalami sesak nafas dan tidak segera mendapatkan oksigen. Itu karena mereka tidak tahu kadar oksigen dalam darah yang bisa dilihat melalui oximeter,” ujarnya.

Johannes menambahkan, keberadaan alat  tersebut, sangat penting untuk dimiliki karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh, umumnya terjadi para pasien yang tidak mempunyai gejala. Sementara kondisi  seperti itu sangat berbahaya dan  mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.

“Karena itu sangat penting untuk selalu memantau kadar oksigen dalam darah, bagi warga yang isoman karena positif  Covid-19,” imbuh Johanes.

Yon-Mul