blank
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bersama Forkopimda Kota Semarang melakukan sidak di kawasan industri Genuk, Jumat (9/7/2021). foto:doc/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus berupaya menekan mobilitas untuk menurunkan angka covid-19 di ibu kota Jawa Tengah. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah terkait masih banyaknya kegiatan usaha di sektor non esensial yang beroperasi.

Untuk itu, bersama jajaran Forkopimda, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun melakukan sidak ke sejumlah pabrik, seperti di kawasan industri Genuk, Kota Semarang, Jumat, (9/7/2021).

Dalam sidaknya kali ini, Hendi memang mendapati tak sedikit perusahaan yang telah menyesuaikan aturan PPKM Darurat. Namun, walau begitu tetap saja ada beberapa perusahaan yang belum menyesuaikan sistem kerja sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang aturan PPKM Darurat.

“Kita juga ketemu nih, mereka akan menyesuaikan. Sudah meliburkan tapi baru 50% wfhnya,” ungkap Hendi.

Lebih telak lagi menurutnya, terdapat pabrik di kawasan Genuk bukan termasuk sektor non esensial namun masih menjalankan operasional. Mendapati hal tersebut, Hendi telah berkoordinasi dengan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar untuk melakukan tindakan tegas. “Ya nanti ditutup saja, ini sebagai tindakan tegas juga,” tutur Hendi.

Keputusan tersebut diperlukan tidak lain agar semua pihak dapat waspada dan membatasi mobilitas hingga pemberlakuan PPKM Darurat usai pada 20 Juli mendatang.

“Mobilitas perlu kita kurangi, vaksin kita percepat, jadi angka covid-19 di kota Semarang bisa turun dan warganya sehat kembali,” ujar Hendi.

Di sisi lain, saat berdialog dengan beberapa perwakilan perusahaan yang ditemuinya, Hendi meminta agar pekerja yang bekerja dari rumah untuk tetap digaji.

“Mestinya kalau nonesensial libur, tapi pada saat Work From Home di rumah, perusaahaan itu tetap menggaji,” tegas Wali Kota Semarang tersebut.

Adapun komitmen Hendi untuk terjun langsung dalam pemantauan PPKM Darurat tersebut diungkapkanya untuk mencapai target penurunan mobilitas warga Semarang sebesar 30%.

Sebab, meski saat ini Kota Semarang menjadi daerah dengan penurunan mobilitas tertinggi di Jateng hingga 19,2%, namun angka positif covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan.

Sehingga Hendi bersama dengan Forkompinda dan jajarannya terus melakukan upaya pendekatan secara humanisme dengan terjun secara langsung di titik-titik keramaian untuk mengurangi mobilitas warga.

Hery Priyono