blank
Wadan Rindam IV/Diponegoro Kolonel Inf Fajar Nugraha, secara resmi menutup Pengukuhan Prajurit Infanteri Siswa Dikjurtaif Abit Dikmata TNI AD dengan memasangkan baret hijau ke salah seorang prajurit di lapangan Dodiklatpur Rindam IV/ Diponegoro, Sabtu (3/7/2021). Foto : Dok Pendam IV/Diponegoro
KLATEN (SUARABARU.ID) Upacara Tradisi Pengukuhan Prajurit Infanteri Siswa Dikjurtaif Abit Dikmata TNI AD Gel II TA 2020 (OV) di lapangan Dodiklatpur Rindam IV/ Diponegoro, secara resmi ditutup, Sabtu (3/7/2021).

Wadan Rindam IV/Diponegoro Kolonel Inf Fajar Nugraha menyampaikan amanat mewakili Danrindam IV/Diponegoro – Kolonel Inf Tarsono,S.I.P.,M.M.

Dalam amanatnya, Danrindam menyampaikan, tradisi pembaretan Yudha Wastu Pramuka ini merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Prajurit Infanteri.
Pembaretan, katanya, yang mengandung arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan antar sesama Korps Infanteri, guna menumbuhkan nilai nilai kejuangan para prajurit dalam rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi prajurit yang handal dan selalu berhasil dalam setiap medan penugasan,” kata Danrindam.
Melalui amanat tersebut, Danrindam juga menekankan kepada 70 prajurit yang telah menempuh Yudha Wastu Pramuka tersebut, untuk selalu memelihara kebugaran fisik, mahir dalam melaksanakan gerakan perseorangan dengan tangkas.
Prajurit mampu bernavigasi dan bermanuver yang dihadapkan oleh taktik maupun teknik bertempur dalam tingkat perorangan kelompok dan satuan, ahli dalam menembak serta mengenali sasaran dengan tepat dan sanggup melakukan pertempuran sebagai seorang petarung.
“Ke depan setiap prajurit harus terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan fisik yang dilandasi semangat juang jiwa korsa serta kebanggaan yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri sebagai bekal pengabdian kepada Bangsa dan Negara,” ucapnya.
Absa