blank
Peserta Bimtek Juleha sedang melakukan praktek menyembelih domba di Gedung Haji Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejumlah 42 peserta bimbingan tehnis (Bimtek) juru sembelih halal (Juleha) di Wonosobo melakukan praktek langsung penyembelihan domba dan unggas di komplek Gedung Haji Mendolo Bumireso, Selasa (29/6).

Bimtek yang digelar MUI, Baznas, ICMI, Bagian Kesra Setda dan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) itu, digelar dalam rangka mengahadapi penyembelihan hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1442 H, Selasa (20/7), mendatang.

Kegiatan yang dibuka Ketua MUI Dr KH Muchotob Hamzah MM tersebut, diisi pemateri Toharotun (Sekretaris MUI), drh Sidik Driyono (Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispaperkan) dan drh Heri Kiswanto (dokter hewan Dispaperkan).

Ketua MUI Toharotun mengatakan praktek langsung penyembelihan hewan ditempuh agar peserta Bimtek mengetahui secara detail cara menyembelih hewan yang benar, sehat dan halal. Sehingga hewan yang disembelih tidak merasa tersiksa, dagingnya tetap sehat dan halal.

“Seperti biasa, di momentun hari raya Idul Adha, banyak tukang jagal yang akan menyembelih kambing dan sapi. Namun, belum semua juru sembelih, melakukan cara memotong hewan kurban dengan baik dan benar. Baik secara fisik maupun syariat,” tegasnya.

Menurut mantan pensiunan ASN Pemkab Wonosobo itu, peserta pelatihan diberi pemahaman tentang pemberlakuan secara Ihsan hewan yang akan disembelih. Sebelum menyembelih hewan korban harus didahului dengan bacaan doa. Alat untuk menyembelih juga harus tajam dan bersih.

Prokes Covid-19

blank
Sekretaris MUI Wonosobo Toharotun ketika mengisi Bimtek Juleha. Foto : SB/Muharno Zarka

Senada dengan Toharotun, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispaperkan Wonosobo dr Sidik Driyono menandaskan teknis penyembelihan hewan secara benar, sehat dan halal penting dilakukan dalam penyembelihan hewan kurban.

“Alat penyembelih hewan kurban harus tajam, bersih dan kuat. Hewan kurban yang disembelih juga harus sehat, gemuk, lincah dan berbulu bersih serta mengkilat. Tidak cacat, cukup umur dan tidak kurus,” sebutnya.

Cara menyembelih hewan kurban, imbuh drh Sidik, juga tidak boleh dilakukan dengan kasar, keras dan ada unsur penyiksaan. Hewan kurban sebelum disembelih perlu diperlakukan dengan baik sehingga hewan tidak ketakutan dan mengamuk.

Dokter Hewan Dispaperkan Wonosobo Heri Kuswanto menjelaskan ciri-ciri ternah yang sehat. Seperti bulu bersih dan mengkilat, gemuk dan lincah, muka cerah, nasfu makan baik. Mulut, mata, hidung, telinga, anus bersih dan normal. Suhu badan normal tidak lebih dari 37 derajat celcius.

“Khusus untuk hewan kurban, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : tidak cacat dan pincang, tidak buta, telingga hewan tidak rusak, ekor tidak putus dan tanduk tidak patah. Juga cukup umur dan harus hewan pejantan,” ungkapnya.

Karena masih dalam masa pandemi global Covid-19, pihaknya meminta, dalam penyelenggaraan penyembelihan hewan kurban panitia harus memperhatikan protokol kesehatan (prokes). Warga wajib pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan dan menghindari kerumunan.

Muharno Zarka