blank
Aktifitas perdagangan di pasar Kliwon Kudus yang sepi. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, mencatatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus pada tahun 2020 mengalami kontraksi hingga minus 3,35 persen akibat dampak pandemi Covid-19.

Penurunan pertumbuhan ekonomi ini jauh dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 yang masih mencapai 3,10 persen.

Tak hanya itu, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus juga lebih rendah dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi minus 2,07 persen.

Kepala BPS Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santosa mengungkapkan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Kudus ini diakibatkan hantaman pandemi yang terjadi.

BPS mencatat ada 10 sektor dari 17 sektor lapangan usaha di daerah ini selama 2020 yang mengalami pertumbuhan negatif.

“Dari 17 sektor tersebut, tercatat ada tujuh sektor lapangan usaha yang tumbuh positif,” kata Rahmadi sebagaimana dikutip dari Antara.

Sektor usaha yang mengalami kontraksi paling rendah adalah sektor transportasi dan pergudangan sebesar minus 23,49 persen.

Pada tahun 2020, kata Rahmadi Agus Santosa, merupakan masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan adanya kebijakan terhadap sektor transportasi sehingga sektor usaha tersebut terpuruk.

Kondisi serupa juga dialami sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 3,03 persen, termasuk konstruksi dan perdagangan besar dan eceran juga mengalami pertumbuhan negatif.

Ia menyebutkan sektor yang mengalami pertumbuhan positif selama 2020, di antaranya informasi dan komunikasi, pertanian kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, jasa keuangan dan asuransi, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Pertumbuhan tertinggi disumbangkan oleh sektor informasi dan komunikasi yang mencapai pertumbuhan 17,57 persen.

Tm-Ab