blank
Memakai masker harus menjadi salah satu kebiasaan baru masyarakat disamping cuci tangan, hindari kerumunan, kontak langsung dan kurangi mobilitas.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Banyak warga yang mulai merasakan gejala Covid-19 dihampir semua wilayah di Jepara. Gejala yang mulai dikeluhkan adalah  hilangnya  rasa dan bau, batuk dan sakit tenggorokan, sesak nafas, kelelahan dan  nyeri dada.

Namun diantara mereka banyak yang kemudian memilih tidak berobat ke fasilitas kesehatan baik klinik, puskesmas, maupun   rumah sakit. Juga tidak berobat ke tenaga kesehatan yang melakukan praktik.  Sebab banyak tempat praktik yang juga telah penuh.

Warga juga banyak yang mulai melakukan swab PCR dan swab antigen secara mandiri di klinik-klinik yang memiliki peralatan laboratorium ketika mulai merasakan gejala tersebut. Walaupun untuk pemeriksaaan test swab antigen relatif mahal. Untuk tes melalui hidung Rp. 150 ribu dan ludah Rp. 200 ribu.

Jika hasil tes positif, warga kemudian membeli obat sendiri  tanpa resep dokter. Harganya bisa mencapai Rp.270 ribu – Rp. 350 ribu. “Anehnya saat saya dinyatakan positif saat periksa swab antigen di sebuah  klinik, tidak ada perintah untuk melaporkan ke Puskesmas atau Satgas Desa,” ujar Nayla yang tinggal disebuah desa di Mlonggo.

Ia kemudian membeli obat di klinik tersebut dan diberikan paket seharga Rp. 350 ribu. Ada juga paket yang lebih mahal. “Dari hasil pemeriksaan itu juga tidak diberikan resep,” ujarnya.

Sementara Sunarto, pensiunan yang tinggal di Kecamatan Jepara mengaku membeli obat Covid-19 di apotik tanpa resep dokter. Juga tanpa melalui pemeriksaan atau test swab antigen.

“Ketika kami mulai tidak lagi merasakan bau dan rasa, saya langsung ke apotik  membeli obat Covid. Ada paket-paket yang telah disiapkan mulai Rp. 250 ribu hingga Rp. 400 ribu. Namun ada juga vitamin C yang harganya relatif murah,” papar Sunarto.

Warga yang memilih melakukan pengobatan secara mandiri ini dikarenakan takut di cap sebagai penderita Covid-19 dan kemudian dikucilkan dari lingkungannya.

“Karena itu ketika hasil  test saya positif, saya tidak kemudian berobat ke Puskesmas. Saya takut jika dimasukkan data di desa dan kemudian diumumkan di lingkungan RT,” ujar Kristiawan yang melakukan test untuk keperluan tempat ia bekerja.

Harapan kami Pemda atau Satgas Covid-19 Jepara dapat membantu warga yang melakukan swab antigen secara mandiri dengan bantuan obat.

“Harus ada koordinasi antara klinik dengan puskesmas. Harapan kai pemda dapat membeli obat untuk bantuan ini bukan hanya obat bantuan pemerintah pusat,” ujarnya

Sementara Juru Bicara Satgas Covid-19 Jepara ,Muh Ali menghimbau warga yang merasa memilikim gejala Covdi agar berobat ke Puskesmas. ” Semua gratis dan difaslitasi oleh Pemda Jepara. Karena itu tidak usah malu dan takut,” ujarnya

Hadepe