blank
Ilustrasi Industri UMKM tas di Kudus. Foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus berdampak cukup berat bagi pelaku usaha di Kudus. Barang-barang produksi UMKM di Kudus banyak ditolak konsumen dari daerah lain.

Apalagi, lonjakan kasus yang terjadi ditengarai akibat virus Covid-19 varian delta yang menular lebih cepat. Hal tersebut menjadikan Kudus sebagai ‘tersangka’ penularan di daerah lain.

“Dalam dua pekan terakhir ini, pengiriman barang produksi kami ke beberapa daerah lain memang terhambat. Pembeli sementara waktu menolak sales kamu,”ujar Muhtamat, seorang pengusaha tas, Senin (21/6).

Menurutnya, pembeli dari beberapa daerah di wilayah Jawa Timur mengaku khawatir bertemu sales dari Kudus. Mereka memilih barang pesanan mereka dikirim via paket ekspedisi.

“Mereka mintanya dikirim via paket ekspedisi. Padahal secara biaya operasional, lewat ekspedisi justru lebih mahal dibandingkan dengan armada sendiri”tandasnya.

Oleh karena itu, Muhtamat berharap pandemi Kudus segera bisa tertangani dengan baik sehingga angka kasus kembali melandai dan turun. Sehingga kegiatan ekonomi masyarakat bisa kembali berjalan seperti semula.

Hal senada juga disampaikan pengusaha konveksi, Fathul Munif. Menurutnya, dampak lonjakan kasus di Kudus memang memukul sektor riil yang ada di Kudus.

“Arus distribusi barang memang tersendat. Banyak pembeli luar daerah takut bertemu dengan penjual asal Kudus,”ucapnya.

Hal tersebut membuat para pengusaha UMKM yang ada di Kudus semakin tertekan. Pihaknya berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar perekonomian riil di masyarakat tidak semakin terpuruk.

Tm-Ab