blank
Kepala Dinkes Kendal, Fery Nando Rad Bonay(kaos lengan panjang warna hitam berdiri) sedang cek pelaksanaan vaksinasi di Stadion Utama Kendal.(FOTO:SB/Sp)

KENDAL(SUARABARU.ID)- Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Kendal terus mengalami tren kenaikan. Data terakhir dari Dinas Kesehatan(Dinkes) Kabupaten Kendal, jumlah orang yang terpapar Covid-19 menembus angka 8200 dan yang posisi sakit sebanyak 783 orang.

Yang posisi sakit ini, ada yang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri di rumah. Penyumbang terbanyak terpaparnya Covid-19 ini, adalah Kecamatan Kota Kendal 196 kasus. Sebanyak 95 kasus diantaranya ditemukan di Kelurahan Karangsari dari klaster takziah.

Untuk klaster yang ditemukan di Kelurahan Karangsari ini, mayoritas menjalani isolasi mandiri di rumah.

Terus meningkatnya angka positif Covid-19 di Kabupaten Kendal ini, membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal melakukan upaya penekanan dengan berbagai cara dan menyiapkan segala sesuatunya untuk menampung para pasien yang terpapar Covid-19.

Bahkan, mulai kemarin, Kepala Dinkes Kabupaten Kendal, Fery Nando Rad Bonay dengan Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki, melakukan kunjungan ke rumah sakit mengecek ketersediaan tempat tidur untuk rawat inap pasien Covid-19.

“Saat ini angka positif Covid-19 cukup tingggi dan sudah menembus 8200. Dan yang posisi sakit 783 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan sebagian menjalani isolasi mandiri di rumah,”kata Kepala Dinkes Kendal, Fery Nando Rad Bonay,”Sabtu(19/06/2021).

Menurut Fery, kondisi di semua rumah sakit yang ada di Kabupaten Kendal saat ini penuh. Hanya ada tiga rumah sakit yang masih terdapat tempat tidur kosong. Tapi itu pun, hanya untuk pasien laki- laki.

Satu tempat tidur di Rumah Sakit Carlie Boja, untuk laki- laki dan satu tempat tidur di Rumah Sakit Baitul Hikmah Pucangrejo, Gemuh dan satu untuk laki- laki di Rumah Sakit Darul Istiqomah Kaliwungu.

“Kami kesulitan untuk menampung pasien dengan jenis kelamin perempuan.Sehingga tadi malam ada satu pasien, perempuan yang akhirnya di tampung di Rumah Sakit Tentara di Semarang,” ujar Fery.

Rumah Sakit Darurat Covid(RSDC) yang ada di Jalan Stadion Utama Kebondalem, juga sudah dibuka untuk menampung pasien yang tanpa gejala namun mengalami sesak nafas, batuk- batuk atau gejala lainnya.

Hanya saja, pihak RSDC butuh penambahan alat tabung oksigen, karena yang selama ini ada masih kurang.

“Sampai hari ini, sejak adanya Covid-19, pasien yang meninggal dunia sudah mencapai 369 orang,”terang Fery.

Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki mengatakan, diaktifkannya kembali RSDC sebagai rumah sakit darurat ini, diharapkan dapat menampung pasien Covid-19 yang bergejala ringan.

Sehingga, ketersediaan kamar isolasi di rumah sakit akan mencukupi untuk pasien Covid-19 bergejala berat. Pihak pemerintah akan terus berupaya agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan dengan maksimal.

Seperti contoh, meningkatkan sosialisasi dan operasi protokol kesehatan termasuk pembagian masker.

“RSDC ini akan disiapkan untuk isolasi pasien supaya kasus Covid-19 tidak semakin menyebar. Juga agar tidak terjadi penumpukan pasien Covid-19 di rumah sakit,” kata Basuki.

Basuki berpesan, kepada seluruh masyarakat khususnya Kendal untuk saat ini harus mengurangi bepergian jika tidak penting, menggunakan masker jika hendak keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan aktivitas dan menjaga jarak termasuk menghindari kerumunan.

Hari ini, pihak Dinkes juga menggelar acara vaksinasi bagi masyarakat Kendal yang berusia 50 tahun ke atas. Sebelumnya masyarakat yang hendak mengikuti vaksinasi gratis ini, mendaftar secara online.

“Dilakukannya vaksinasi gratis ini, juga sebagai penekanan angka Covid-19 yang ada di Kabupaten Kendal,”kata Plt Direktur Rumah Sakit Umum Dokter(RSUD) Soewondo Kendal, Budi Mulyono.

Menurut Budi Mulyono, vaksinasi gratis ini diperuntukan bagi 500 orang warga Kabupaten Kendal. Namun demikian, meski pihak panitia menyediakan 500 vaksin, belum tentu yang sudah terdaftar bisa melakukan vaksin.

“Syarat untuk menjalani vaksin, warga harus menjalani cek tensi darah terlebih dahulu, apakah mereka mempunyai penyakit bawaan seperti darah tinggi atau penyakit lainnya. Karena jika tidak, justru bisa membahayakan bagi warga sendiri yang divaksin,”ujar Budi Mulyono.Sp