blank
Rumah salah satu pasien Covid-19 yang dijadikan tempat untuk isolasi mandiri terpusat di Desa Kalirejo. foto : BPBD Grobogan

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Gotong-royong dan semangat warga Desa Kalirejo, Kecamatan Wirosari patut dijadikan contoh. Sebabnya, mereka bergotong royong mendirikan pos isolasi terpusat untuk warga yang terpapar covid-19.

Tempat isolasi yang dipergunakan adalah sebuah rumah warga dengan 15 kamar di dalamnya. Mereka yang terpapar covid-19 bisa beristirahat di kamar tersebut dengan kasur yang dibawa dari rumah masing-masing.

Rumah isolasi ini didirikan Satgas Jogo Tonggo Desa Kalirejo, di dusun Beru RT 4 RW 4. Dari hasil tracing tim surveilans Puskesmas Wirosari I ada 15 warga yang dinyatakan positif covid-19 dari pemeriksaan swab antigen.

“Untuk mempermudah pemantauan dan pengawasan dari Satgas, maka dilakukan isolasi mandiri terpusat di salah satu rumah warga yang terkena covid-19, yaitu rumah Bapak Mashadi. Dalam satu rumah beliau, ada empat terpapar covid-19. Rumahnya cukup besar dan dapat menampung 15 orang,” kata Drg Rendra Mayangsari, Kepala Puskesmas Wirosari I, saat dikonfirmasi, Jumat (18/6/2021).

Dikatakan drg Rendra, pihak desa juga membantu dalam kecukupan makanan untuk pasien yang isolasi mandiri. Sehari tiga kali, pasien mendapatkan makanan dengan standar gizi yang cukup juga beberapa kebutuhan lainnya.

Bahkan, para tetangga juga ikut membantu memberikan semua kebutuhan para pasien tersebut. “Satgas setiap hari berjaga secara bergantian didampingi Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Sedangkan tim dari Puskesmas memantau kesehatan mereka setiap hari,” ujar drg Rendra.

blank
Satgas Jogo Tonggo yang selalu siap memantau isolasi mandiri di Desa Kalirejo. Foto : BPBD Grobogan.

Bisa Dicontoh

Drg Rendra juga mengatakan pendirian tempat isolasi terpusat untuk warga Desa Kalirejo, juga bisa dicontoh desa-desa lainnya yang ada di Kecamatan Wirosari. Jika sarana dan prasarananya juga desa mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan pasien yang diisolasi mandiri terpusat akan lebih bagus.

“Namun kalau desa tidak mampu, maka isolasi mandiri di rumah masing-masing tetap menjadi pilihan dengan tetap Satgas Jogo Tonggo memantau dan mengawasi para pasien yang tengah isolasi mandiri serta partisipasi para tetangga juga dapat membantu mereka,” ujar drg Rendra.

Ada satu poin yang penting dalam isolasi mandiri. Drg Rendra mengatakan psikis pasien akan lebih nyaman untuk melakukan isolasi mandiri di lingkungannya dibandingkan mereka diisolasi di hotel atau RS. “Dengan psikis yang nyaman, maka pasien akan cepat semangat untuk sembuh,” kata dia.

Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kecamatan Wirosari agar tetap patuhi protokol kesehatan 5M. Bahkan, menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh juga sangat penting di masa-masa seperti ini.

“Dengan adanya isolasi mandiri terpusat ini, manfaat bagi pasien yaitu mereka tidak merasa sendiri dalam sakit karena ada teman atau keluarga yang mempunyai kondisi yang sama-sama sedang sakit. Mereka jadi saling support, seperti mengingatkan untuk minum obat,” tambah drg Rendra.

Bahkan, dengan isolasi mandiri terpusat ini, para tetangga juga akan tumbuh rasa empati dan gotong royong dalam membantu segala kebutuhan pasien isolasi mandiri. “Tetap taati protokol kesehatan, 5M. Jaga kesehatan dan imunitas tubuh,” pungkasnya.

Hana Eswe