blank
Hotel Catra yang difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Foto : hana eswe/ist.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sebuah hotel di Jalan Raya Purwodadi – Blora, Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan, resmi dijadikan tempat isolasi terpusat untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Hotel Catra dijadikan tempat isolasi terpusat mulai Selasa (15/6/2021). Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo.

Menurut dr Slamet Widodo, Hotel Catra dipergunakan sebagai tempat isolasi terpusat untuk warga yang positif Covid-19 dengan berbagai kriteria. Yakni, warga yang positif Covid-19 tetapi tidak bisa isolasi di RS karena keterbatasan tempat tidur.

Selain itu di rumahnya ada anggota keluarga yang berisiko atau rentan terpapar virus corona, seperti lansia atau anak-anak serta mereka yang punya comorbid atau penyakit bawaan.

“Untuk lokasi isolasi terpusat saat ini memang hanya di satu hotel saja. Semoga mencukupi. Jika tidak cukup, masih ada isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali,” ujar Slamet Widodo.

Di Hotel Catra ini ada 50 kamar dengan dua bed. Daya tampung untuk isolasi pasien Covid-19 ini mencapai 100 orang. Direncanakan, penggunaan hotel untuk isolasi terpusat ini selama 30 hari.

Ambil Hikmah

Dari beberapa pasien yang diisolasi di Hotel Catra ini, salah satunya Saiful Anwar (27). Warga Kecamatan Gubug ini mengaku sudah lebih baik setelah diisolasi di Hotel Catra.

Sebelumnya, pria yang bekerja sebagai jurnalis ini dinyatakan positif setelah bertugas di Kabupaten Kudus untuk peliputan penanganan Covid-19. Sempat isolasi mandiri di rumah selama lima hari setelah dinyatakan positif.

“Saya dari Kudus hari Kamis (3/6/2021). Kemudian, mulai gejala hari Senin (7/6/2021) mengalami flu parah. Selasa mulai batuk dan meriang parah. Rabu, penciuman mulai hilang. Kemudian, swab antigen dan hasilnya positif. Setelah itu, saya berdiam diri di dalam kamar dan tidak keluar-keluar. Baru, pada Senin (14/6/2021) masuk Hotel Catra untuk isolasi,” ujar Saiful, saat dikonfirmasi.

Saiful mengaku pelayanan yang diterimanya selama menjalani isolasi sangat lengkap. Yaitu kamar yang bersih dan nyaman, serta mendapat makan 3x sehari.

Di dalam kamar, ia memilih untuk melakukan kegiatan positif, seperti mengetik, bercanda dengan keluarga dan teman-temannya lewat video call atau pesan singkat.

“Sebagai jurnalis memang ada risiko terpapar Covid-19. Selama meliput terkait Covid-19, ternyata saya mengalaminya sendiri. Ternyata berbahaya dan mudah menular. Saya minta teman-teman juga jangan bosan menerapkan prokes. Sebelum nanti menyesal,” ujar Saiful.

Saiful juga mengambil hikmah dari Covid-19 ini. Rencananya setelah dinyatakan sembuh dan keluar dari tempat isolasi, dirinya akan mengedukasi kepada masyarakat bahwa Covid-19 ini memang berbahaya.

“Hikmahnya ya itu tadi. Berbahaya. Nanti saja setelah saya sembuh, saya akan mengedukasi ke keluarga dan teman-teman dekat. Sekarang fokus untuk sembuh karena saat ini penciuman masih belum berfungsi. Doakan semoga saya segera sembuh,” pungkas Saiful.

Hana Eswe-mul