blank
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang OT Rostrianto, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Kota Magelang meraih Penghargaan Nirwasita Tantra dan Green Leadership tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk kategori Kota Sedang. Penghargaan Nirwasita Tantra diberikan kepada kepala daerah, sedangkan Green Leadership kepada Ketua DPRD.

Kabar gembira ini disampaikan melalui surat yang ditandatangani Sekjen Kementerian LHK, Bambang Hendroyono, bertanggal 8 Juni 2021. Penghargaan diserahkan pada 15 Juni 2021  di Jakarta secara hybrid (online dan offline).

‘’Penghargaan ini diberikan pada momen Hari Lingkungan Hidup yang jatuh setiap 5 Juni. Kita di posisi kedua di bawah Ambon dan di atas Madiun. Penghargaan ini sebenarnya pengganti Piala Adipura yang tahun 2020 tidak ada,’’ ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, OT Rostrianto, Senin (14/6).

Dia menerangkan, sebenarnya tahun 2019 tim dari Kementerian LHK sudah melakukan penilaian, bahkan terjun ke lapangan. Namun, karena pandemi Covid-19, maka penghargaan Piala Adipura ditiadakan sementara.

‘’Meski begitu, penilaian tetap dilanjutkan dan kita pun mengirimkan data-data serta dokumen yang dibutuhkan. Nah, di tahun ini akhirnya muncul penghargaan tersebut yang penilaiannya hanya berdasarkan data dan dokumen yang kita kirimkan,’’ tuturnya.

Penilaian dititikberatkan pada keberpihakan kepala daerah dan sinergi dengan legislatif. Maka, muncul pula penghargaan Green Leadership untuk Ketua DPRD Kota Magelang, karena komitmen yang tinggi dalam mendukung pelestarian lingkungan.

‘’Eksekutif dan legislatif sama-sama komitmen tinggi terhadap lingkungan. Eksekutif punya banyak program dan anggaran untuk lingkungan, sedang legislatif mendukung dari sisi persetujuan anggaran, sehingga keduanya saling bersinergi,’’ jelasnya.

Rostrianto menilai, penghargaan ini cukup membanggakan. Sekaligus menjadi daya rangsang yang baik kepada masyarakat untuk membiasakan diri peduli pada lingkungan.

Pemerintah sudah berupaya maksimal dengan kegiatan dan anggaran, tapi kalau masyarakat tak peduli maka akan percuma.

‘’Harapan saya masyarakat ke depan makin peduli pada lingkungan, minimal yang terdekat, yakni rumah tangga. Keluarga sudah membiasakan diri mengolah sampah, melakukan penghijauan, selalu membersihkan kawasan dan lainnya,’’ harapnya.

Hal itu, lanjutnya, dapat berdampak pada Kota Magelang yang betul-betul layak huni, nyaman ditempati dan dikunjungi, serta polusi juga terkendali. Pihaknya pun terus menata kawasan Kebun Raya Gunung Tidar, memaksimalkan bank sampah dan pengolahan limbah.

‘’Saya juga berharap dinas-dinas yang banyak menghasilkan sampah bisa melakukan pengolahan dengan baik. Misalnya pasar di bawah Disperindag bisa memaksimalkan lagi pengolahan sampahnya, sehingga sampah benar-benar bisa kita kelola dengan baik,’’ pintanya.

Dia meminta, pengolahan sampah menjadi benda bernilai ekonomis juga terus ditingkatkan. Masyarakat bisa mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, kemudian dijual dan menjadi penghasilan tambahan bagi keluarga.

 

Penulis : prokompim/pemkotmgl

Editor   : Doddy Ardjono