blank
Memakai masker harus terus jadi kebiasaan baru masyarakat

JEPARA (SUARABARU.ID) – Jumlah warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19 dan warga yang meninggal terus bertambah secara signifikan. Demikian juga jumlah orang yang  masih dalam kondisi positif terkonfirmasi juga semakin banyak. Bahkan jumlahnya mencapai  1.425  orang (14,87 %) .

Dari jumlah ini,  127 dirawat di rumah sakit dan  1.292  orang  menjalani isolasi mandiri dirumah masing-masing. Banyaknya warga yang menjalani isolasi mandiri dirumah ini menjadi pengendalian penyebaran Covid-19 semakin sulit dilakukan karena lemahnya pengawasan dan rendahnya kesadaran dan pengetahuan warga.

Kamis  (8/6-2021) malam, Satgas Penanganan Covid-19 Jepara mengumumkan kembali 177  orang warga Jepara yang selama satu hari ditemukan  terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan pemeriksaan px PCR. Ini angka harian yang termasuk tertinggi. Sebelumnya sehari pernah diumumkan 207 orang dan kemarin diumumkan 213 orang.

Pada penguman  malam hari ini  banyak ditemukan tenaga kesehatan dari hampir semua fasilitas kesehatan yang ada di Jepara seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit. Bahkan berdasarkan penelusuran SUARABARU.ID terdapat sekitar 10 orang nakes dari RSUD RA Kartini. Juga ada wartawan dan sejumlah karyawan BUMD.

Klaster pabrik atau industri   juga terus berkembang, termasuk di PLTU Tanjungjati B. Klaster pabrik mendominasi ini mendominasi daftar warga baru yang diumumkan terkonfirmasi di Kecamatan Jepara, Pecangaan, Kalinyamatan, Mayong dan Nalumsari. Juga terdapat puluhan  ASN dan keluarganya  dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara.

Sementara pasien warga Jepara yang meningal dengan status probable dan positif terkonfirmasi Covid-19  pada hari Kamis kemarin bertambah 10 orang. Dengan demikian jumlah warga Jepara yang meninggal dengan status probable dan terkonfrmasi Covid-19 menjadi 538 orang.

Warga yang meninggal ini berasal dari Desa Langon, Blimbingrejo, Kalipucang Wetan, Cepogo, Ngeling, Pekalongan, Ujungbatu, Jlegong, Gerdu,  dan Tigojuru. “Bahkan pemakaaman di Desa Tigojuru sampai jam 03.00,” ujar Yosep salah satu relawan yang tergabung dalam  tim Kopaskam.

Sedangkan zona risiko penyebaran Covid-19  semakin kuat dengan naiknya peringkat Jepara dari nomor 8 menjadi nomor 5 di peta zonasi Provinsi Jawa Tengah. Walapun dalam  portal Satgas Penanganan Covid-19 Jepara masih saja zona oranye.

Ajakan dari pegiat budaya yang terpapar

Peningkatan temuan kasus  yang terus meningkat ini hendaknya membuat masyarakat semakin warpada dan tidak mengabaikan himbauan – himbauan pemerintah seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan kontak fisik, hindari kerumunan.

“Harapan kami,  masyarakat tumbuh kesadaran kolektifnya dan menjadikan 5 M sebagai perilaku baru. Kurangi keluar rumah, biasakan pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunana harus jadi kebiasaan baru kita,” ujar Abdi Munif seorang pegiat budaya yang juga sedang menjalani isolasi mandiri bersama 3 angggota keluarganya karena terpapar Covid-19.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat jika terasa ada gejala Covid-19 untuk segera memeriksakan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain agar dapat dilakukan penanganan secara cepat. “Jangan takut hasilnya. Sebab  temuan kasus bertujuan untuk melakukan pengobatan dan agar tidak menyebar,” ujar Abdi Munif. Sementara Satgas Kabupaten diharapkan dengan lebih sungguh-sungguh bekerja secara terkoordnasi dan sinergis

Hadepe / 2sep