blank
Ganjar mengunjungi tempat karantina mandiri kluster Shalat Tarawih di Perum RSS Sidokerto, Rabu (12/5/2021), dan menyempatkan diri berbincang dengan pasien covid-19. Foto: dok/ist

PATI (SUARABARU.ID)– Seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan di Pati terkejut, saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyambangi rumahnya di Perum RSS Sidokerto, Desa Sidokerto, Kecamatan Kota Pati, Kabupaten Pati, Rabu (12/5/2021). Guru bernama Pram itu merupakan satu dari 56 pasien covid-19 klaster Tarawih, di Desa Sidokerto.

Pram yang saat itu di dalam rumah, belum mengetahui Ganjar datang. Rumahnya juga tertutup rapat. Pram baru keluar saat seorang tetangganya memanggil. Begitu membuka pintu rumah, ternyata Ganjar Pranowo sudah berada di depan teras. Di depan Ganjar, Dia menuturkan bagaimana bisa tertular Covid-19 untuk kedua kalinya.

”Awalnya Shalat Tarawih. Setelah dites ternyata positif untuk kedua kalinya. Dulu sempat positif dan sudah sembuh, sudah vaksin juga, tapi ini positif lagi,” ujar dia di depan Ganjar.

BACA JUGA: 112 Perusahaan di Jateng Bayar THR dengan Cara Mencicil

Pram mengaku, saat Shalat Tarawih jarak antarjamaah berhimpit. Pram tidak menyangka bisa tertular covid-19, meskipun sudah mengenakan masker dan tidak pernah melepas saat shalat.

”Shalatnya tidak berjarak, saya pakai masker terus. Tapi Alhamdulillah kondisi saat ini baik-baik saja, tidak ada gejala,” ungkap Pram, yang tinggal berdua dengan istrinya.

Ganjar sendiri menyebutkan, klaster Tarawih di Perum RSS Sidokerto merupakan pembelajaran bagi lainnya. Meskipun sudah memakai masker, tetapi kalau jarak jamaah tidak ada, maka masih bisa tertular.

BACA JUGA: Penerima ZIS Harus Patuhi Protokol Kesehatan

Klaster Tarawih di Pati itu menjadi pelajaran, sekaligus peringatan keras buat semuanya. Masyarakat tidak boleh abai mengenai protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

”Ternyata ada salah satu pasien itu kepala sekolah SMK yang ada di sini. Dia pernah positif, sudah negatif dan sudah divaksin, tetapi bisa positif lagi. Tadi waktu saya tanya memang model Shalat Tarawih-nya tidak berjarak. Itu peringatan keras buat kita, dan tidak boleh abai meski sudah divaksin atau memakai masker,” pesan Ganjar.

Meski demikian, Ganjar tetap mengapresiasi upaya warga sekitar setelah kejadian itu. Salah satunya terkait penutupan akses masuk ke kompleks perumahan, dengan membuat barikade dan saling kontrol di antara warganya.

”Di perumahan RSS Sidokerto ini, masyarakat membuat barikade sendiri. Mereka menutup sendiri, mengontrol sendiri. Menurut saya Jogo Tonggo itu ya seperti ini. Sehingga bisa berjalan dengan baik, dan masyarakat bisa saling menjaga agar tidak tertular,” katanya.

Riyan/Sol-mul