blank
Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo berkumpul untuk menyatakan kesepakatannya mendukung terealisasinya Proyek Pembangunan Waduk Bener. Foto: dok/ist

PURWOREJO (SUARABARU.ID)– Puluhan tokoh masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Dewa), Jumat (7/5/2021) malam, berkumpul di salah satu rumah warga.

Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan mendukung terealisasinya Proyek Pembangunan Waduk Bener. Terkait maraknya berita hoaks, serta hasutan dari luar daerah, Mata Dewa berharap, warga Wadas jangan mudah terprovokasi.

”Pada dasarnya, watak masyarakat Wadas cinta damai, rukun, dan guyub. Namun belakangan ini, kekompakkan warga Bener luntur, menyusul rencana pemerintah membangun mega proyek Waduk Bener,” kata Koordinator Umum Komunitas Mata Dewa, Emha Syaiful Mujab, dalam keterangannya usai pertemuan.

BACA JUGA: Pengusaha Tionghoa Kudus Bantu 40 Ton beras untuk Lebaran

Kyai yang akrab dipanggil Gus Ipul itu menyampaikan, pada awalnya seluruh warga Desa Wadas setuju, jika lahan miliknya untuk area penambangan batu (proyek kuari). Alasannya, jika kebun kosong itu ditambang, maka pemiliknya akan mendapat ganti untung. Selain itu diyakini, Bendung Bener bakal mendatangkan keuntungan banyak orang.

”Warga Wadas sebenarnya humanis, bahkan agamis. Namun saat ini kekompakkannya menjadi terbelah. Warga menjadi tidak kompak, ada yang pro dan kontra terhadap rencana pembangunan Waduk Bener. Bahkan sesama tetangga saling curiga dan sebagainya, karena ada provokasi dari masyarakat luar,” ungkap Gus Ipul, seraya menambahkan, jika orang-orang yang disebut provokator itu bukan penduduk Desa Wadas.

Ditengarai, para provokator itu tidak sekadar memberi pandangan berbeda soal proyek strategis Bendungan Bener, maupun terhadap Proyek Kuari. Melainkan sudah mengarah pada tindakan intimidasi atau ancaman tindak kekerasan.

”Mbok nek saget, aparat keamanan, seperti kepolisian, ikut berusaha agar kondisi Wadas kembali seperti semula. Antar-tetangga tidak saling mengancam, tidak saling curiga, dan tidak saling mengolok-olok. Harapan kita, agar para provokator keluar dari Wadas. Kami juga butuh bantuan aparat, agar mereka tidak mengganggu warga Wadas,” pungkas Gus Ipul.

Riyan-Sol