blank
Dokumentasi - Suasana pembangunan kembali reaktor nuklir air berat di Kota Arak, Iran. Antara

WINA (SUARABARU.ID) – Para diplomat dari negara-negara besar bertemu secara terpisah pada Rabu (7/4/2021) dengan Iran dan Amerika Serikat untuk membahas cara membuat kedua negara kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan Washington tiga tahun lalu.

Baik Amerika Serikat maupun Iran tidak mengharapkan terobosan cepat dalam pembicaraan yang dimulai di Wina pada Selasa (6/4/2021), dengan para diplomat negara Eropa dan lainnya bertindak sebagai perantara karena Tehran menolak melakukan pembicaraan tatap muka untuk saat ini.

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu, yang dapat mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya. Trump menerapkan kembali sanksi AS, yang pada gilirannya mendorong Iran untuk melanggar batas aktivitas nuklir yang ada dalam kesepakatan itu.

Baca Juga: Taiwan Nyatakan Akan Terus Berjuang Sampai Akhir apabila China Menyerang

Negara-negara pihak yang tersisa dalam kesepakatan nuklir itu Iran, Inggris, China, Prancis, Jerma, dan Rusia pada Selasa (6/4/2021) setuju untuk membentuk dua kelompok tingkat ahli yang tugasnya adalah memasangkan daftar sanksi yang dapat dicabut Amerika Serikat dengan kewajiban nuklir yang harus dipenuhi Iran.

Para diplomat mengatakan kelompok kerja, yang diketuai oleh Uni Eropa dan mengecualikan Amerika Serikat, telah bertemu pada Rabu (7/4/2021). Para diplomat menyebutkan bahwa mereka akan tahu dalam hitungan minggu apakah mereka dapat memperoleh hasil sebelum pemilihan presiden Iran pada 18 Juni.

Pejabat AS mengatakan mereka telah diberi pengarahan tentang pertemuan tersebut.

Baca Juga: China Sebut Latihan Militer di Dekat Taiwan akan Menjadi Rutin

“Tim di lapangan di Wina telah berkonsultasi dengan sekutu Eropa kami serta dengan mitra Rusia dan China. Mereka pada gilirannya telah bertemu dengan delegasi Iran,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price di Washington.

Namun, pembicaraan tentang kesepakatan nuklir Iran itu akan sulit karena format pertemuan tidak langsung, sejarah hubungan saling tidak percaya antara AS dan Iran, serta kompleksitas masalah, kata Price.

Dia juga mengisyaratkan Washington mungkin bersedia meringankan beberapa sanksi terhadap Iran di luar beberapa sanksi yang pencabutannya diamanatkan oleh kesepakatan awal, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Baca Juga: Akan Kirim Kapal AL, Inggris Dukung Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik

Akan tetapi, Price tidak memberikan rincian tentang sanksi-sanksi mana yang bisa diringankan.

“Kami siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kembali mematuhi JCPOA, termasuk dengan mencabut sanksi yang tidak sesuai dengan JCPOA. Namun, saya di sini tidak dalam posisi untuk memberitahu anda pasal dan ayat mana tentang sanksi yang mungkin dicabut,” ujar Price.

Ant-Claudia