blank
Simulasi pembelajaran tatap muka di Kudus. Foto: Ant/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sejumlah sekolah di Kabupaten Kudus berharap pembelajaran tatap muka bisa digelar pada tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang.

Hal ini dikarenakan siswa banyak mengalami kendala selama mengikuti pembelajaran daring selama pandemi Covid-19

“Karena pemerintah pusat sudah memberi lampu hijau terkait pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru sekolah, mudah-mudahan Juli 2021 benar-benar bisa direalisasikan,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kudus Harjuna Widada di sela-sela meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 Jekulo di Kudus, Selasa.

Ia mengharapkan Kabupaten Kudus juga sudah zona hijau atau nihil kasus penularan Covid-19 sehingga tidak menjadi kendala untuk memberikan izin semua sekolah menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Ia berharap, simulasi pembelajaran tatap muka bisa berjalan lancar sehingga tahapan selanjutnya jumlah siswanya bisa bertambah karena yang mengikuti simulasi ini baru sebagian anak. Tercatat hanya SMP 1 Jekulo yang mendapatkan izin simulasi, sedangkan simulasi di sembilan SD batal.

Kepala MTs Negeri 1 Kudus M. Taufiq Hidayat berharap, bisa memulai pembelajaran tatap muka secara menyeluruh pada tahun ajaran baru, meskipun hanya 50 persen dari total kapasitas siswa yang boleh masuk dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Akan ada kebiasaan baru yang harus ditaati agar pembelajaran tatap muka bisa berlangsung dengan lancar, di antaranya harus membiasakan diri mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya.

Ia menyatakan dari sisi sarana dan prasarana pendukung PTM, MTs Negeri 1 Kudus sudah siap karena sudah tersedia tempat cuci tangan di berbagai titik serta dibentuk tim Satgas Covid-19. Semua tenaga pengajar juga sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 sedangkan saat ini menunggu jadwal suntikan kedua.

Simulasi pembelajaran tatap muka yang dimulai hari ini (6/4) juga terbatas untuk siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah, orang tuanya mengizinkan, serta sanggup melakukan antar jemput ke sekolah.

Selain untuk melihat kesiapan sekolah dan siswa dalam adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi, simulasi juga untuk mencari model mata pelajaran yang sesuai dengan kondisi pandemi.

“Tentunya akan ada mata pelajaran yang jam pembelajarannya dipadatkan karena kondisi normal setiap mata pelajaran sampai 45 menit, sedangkan masa simulasi ini hanya 30 menit,” ujarnya.

Fadrik Yusril, salah satu siswa SMPN 1 Jekulo, mengakui lebih senang mengikuti pembelajaran tatap muka karena secara daring banyak kesulitannya, antara lain terkait dengan jaringan internet dan siswa harus memahami sendiri setiap mata pelajaran.

“Bagi siswa yang baru masuk SMP tentunya butuh waktu karena mata pelajarannya tentu berbeda dengan saat masih SD. Harapannya dalam waktu dekat bisa digelar pembelajaran tatap muka secara menyeluruh,” ujarnya.

Ant-Tm